Pernah suatu saat kami berkumpul beberapa orang,  disamping  Ustadz  Kadir   ada juga  adik bungsu Saya  yang menemaninya. Â
Beliau  terlihat bahagia sekali membicarakan sepak bola antara Maung Bandung lawan Makasar,  Â
yang memangnya  Saya tidak begitu suka pagelaran - pagelar sepak bola.
Adik bungsu memang sangat gemar juga sepak bola, Â sehingga pembicaraan kaum laki - laki berkembang menghangat.Â
Saya sering heran betapa banyaknya penggemar sepak bola sedemikian fanatiknya dan membahas begitu bersemangat tentang tendangan - tendangan gila pemain pujaan mereka. Â
Membahas tendangan itu saja cukup mengherankan !
Lha . . . Ustadz Kadir    yang  sering mengurung diri mendalami macam - macam kitab.Â
Menjadi fokus perhatiannya tenggelam dalam keasyikannya menelusuri pemikiran para ulama besar tingkat dunia.
Ketika berkunpul dengan putera dan puteri Bapak  yang dibahas justru menganalisis tendangan - tendangan.
"Ndak berguna . . . Â membahas permainan sepak bola", Â
demikian gumaman  Saya,  dengar serta - merta saja,  lebih nyaman  meninggalkan riungan yang mendadak ini,  Â