Berusaha membiasakan diri menghindari bersentuhan dengan orang lain,  jaga jarak  (physical distancing)
Hand sanitizer selalu ada di kantong ; Â
Berusaha untuk tidak menyentuh wajah Â
Jangan lupa menggunakan masker, Â banyak para Ibu dan juga bapak demikianpun remaja menganggap sepele dan tidak penting banget memakai masker, belakangan banyak model masker aneka rupa bahan dengan variasi harga. Â Intinya gunakan masker itu sih, agar meminimalisir korban yang perkembangannya cukup signifikan.
Kami Harus Bagaimana?
Selama Work From Home (WFH), sesungguhnya bagi penulis secara pribadi dengan profesi sebagai guru  menjadi dobel job dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), disamping mengajar daring baik via whats app demikian juga zoom juga laporan digital itu tidak hanya kepada Kepala Sekolah juga pada Kepala Kemenag Kabupaten Bandung.
Benar atasan Kami adalah Kepala Sekolah, Â saat sebelum pemberlakuan system bembelajaran daring KS cukup melihat absensi guru, Â laporan harian rutin dan bisa ngobrol secara lisan tentang perkembangan para siswa.
Saat sekarang, Â kami para guru disamping sama sekali tidak jumpa santri (siswa), Â tidak berjumpa dengan para guru hanya satu pekan sekali berjumpa KS. Â Praktis semuanya dikomunikasikan via whats app.
Ada perasaan terasing,  sulit diungkapkan dengan kata – kata.  Apalagi melihat gedung – gedung sekolah membisu,  halaman upacara terkesan nelongso,  laboratorium IPA seperti kebingungan demikianpun  laboratorium computer tampak semakin berdebu . . .
Disamping mengajar daring plus laporan daring yang cukup menyedot pulsa dan energy,  semua kami pasrahkan atas kehendak Allah Swt,  mau apa lagi selain menyusuri takdir.  Apakah  mau kita katakan tidak suka pan ini atas kehendak Dia,  adanya wabah Covid – 19 merupakan suatu pagelaran Akbar yang sangat mencengangkan atasnya diambilnya nyawa secara massif dan massal dan kita yang masih selamatpun harus bersiap – siap antri.  Akan tetapi jika boleh negosiasi pinginnya wafat normal biasa – biasa sajalah jangan karena wabah Covid – 19  dhuuuh . . . horor juga.
Penulis bisanya melakukan dan meningkatkan pendekatan diri yang biasa – biasa saja, selayaknya kebiasan tahun lalu dan hari – hari kemarin yang baru Kami lewati.
Menuju pendekatan diri pada Allah yang rutin penulis lakukan,  shalat lima waktu,  tadarrus al Qur’an,  tahun ini adalah waktu yang istimewa sehingga sejak Covid 19  tambah dengan Jausan Kabir yaitu do’a mohon perlindungan pada – Nya dengan rangkaian do’a indah 1001 Ashma ‘ al Husna.