Alhamdulillah penulis termasuk salah seorang rakyat Indonesia yang yakin NKRI sistem yang paling ideal mengingat sejarah berdarah – darahnya para founding father, kita hormati KH. Achmad Dahlan, KH. Wachid Hasyim, HOS Cokro Aminoto, KH. Hasyim As’Ari Buya Hamka Sukarno Hatta.
#salim untuk mereka semua yang mewariskan NKRI dengan pemikiran dan perilaku yang bisa kita telusuri lewat buku – buku sejarah, jika kemudian ada rongrongan demi rongrongan yang timbul memang kita harus selalu mempersiapkan diri dengan sikap kritis, toleransi dan berakhlak.
Kritis memang lahir karena melek literasi penulis secara pengalaman bernegara selama hampir tujuh tahun ini secara rutin di datangi Muslimah Hidzbut Tahrir untuk mendukung pendirian Khilafah.
Tentu saja ajakan ini penulis tolak dengan cara yang santun artinya berdiskusi dengan mengajukan berbagai argumen seperti begini :
“Teteh (tanpa nama) jika kita mau mendirikan Khilafah pastikan kandidat Kholifahnya siapa ?”
Mereka berkelit dengan alasan mesti di musyawarahkan . . .
“Apa kurangnya NKRI ? sudah cukup kokoh dengan UUD 1945 dan Pancasila”
Disini memang jadi ganjalan utama dalam diskusi, akan tetapi dengan gigih mereka secara bergantian shilah ar rahim agar hadir di majelis – majelis mereka, kemudian kisah yang paling aktual HTI harus berhadapan dengan negara meskipun rasanya sudah sangat terlambat akan tetapi pepatah mengatakan : ”lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali”
Fahamkan Tentang MPR RI
Acara yang paling urgent dari netizen gathering adalah pengarahan langsung dari Sekjen Ma’ruf Cahyono setelah diskusi ringan dengan Ibu Siti Mbak Raras dan Pak Purwadi terkait empat pilar yang kembali santer di sosialisasikan dengan berbagai pendekatan juga metode.
Pak Ma’ruf Cahyono Sekjen MPR RI mengatakan pentingnya netizen memahami MPR RI dengan baik tujuannya agar bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat banyak, beberapa hal penting :
- Lembaga MPR RI
- Wewenang MPR RI
- Tugas – tugas MPR RI