Siang nyaman di Hotel Homann yang bersejarah terkait konperensi Asia Afrika Mas Away berujar :
“Kekuasaan deskripsi mengalahkan secanggih apapun teknologi, karena meskipun sebuah film di garap dengan sangat apik dan biaya super aduhai . . . akan tetapi film di kepala masing – masing pembaca pasti lebih menakjubkan.”
Tentu saja masing – masing dari kita memiliki imajinasi saat membaca Bumi Manusia, Rumah Kaca dan Anak Semua Bangsa karya besar Pramudia Ananta Toer, karena Pram mendeskripsikan kisah pelakon, setting sejarah, setting waktu dengan teramat detail rinci dan serasa kisahnya sedemikian nyata adanya kemudian, akan terasa banyak kekurangan jika novel – novel tersebut di filmkan bukan semata mengingat biaya, durasi dan kemampuan sumber daya manusia yang kita miliki, pastinya adalah kekuatan deskripsi di kepala masing – masing adalah termat dahsyat perbedannya . . . pasti berbeda dengan sang sutradara.
Menilik KBBI tentang deskripsi sebagaimana di uraikan adalah “pemaparan atau penggambaran dengan kata – kata secara jelas dan terperinci.”
atau bisa juga sedikit kita bandingkan dengan makna lainya deskripsi adalah satu kaidah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri.
Jika kita dapat mendeskripsikan satu masalah dengan baik paling tidak sebagai penulis jelas akan membantu pembaca untuk mengambil keputusan yang lebih baik. Dan Anwari Natari berucap sebagai penulis bisa menentukan pilihan :
- Menjadi penulis yang tampak gagah dan keren, membangun image cerdas dan pintar sekali karena banyak menggunakan kata – kata asing ilmiah kaku atau bahasa yang tidak umum atau tidak lazim di gunakan.
- Menjadi penulis yang mencerdaskan atau mencerahkan, ketika pembaca selesai membaca tulisan kita sang pembaca merasa beruntung dan merasa semakin pintar.
Maka sangat penting “berjuang” berlatih mendeskripsikan kata – kata yang melingkupi di kehidupan kita dengan baik, segalanya pasti by proses.
Uji Nyali di The Lodge Maribaya
Karena kenangan tentang kajian bahasa yang disampaikan Anwari Natari terbawa – bawa dalam fikiran hingga saat memperingati hari bumi 22 April 2017 ada dua momen yang ingin diuji cobakan, bukan secara kebetulan tampak nya memang ini telah menjadi ketentuan Allah.
Rentang waktu kejadian memang sehari saja seusai acara Germas Kemenkes RI (21/04/2014) penulis menjadi salah satu peserta apel Hari Bumi di The Lodge Maribaya Lembang sebagai utusan blogger Bandung, pada kesempatan tersebut rangkaian acara adalah apel bersama beberapa pemangku kebijakan plus masyarakat kemudian bersama masyarakat menanam 300 batang pohon, dan membersihkan jalan sepanjang lebih kurang 5 km di 17 titik timbunan sampah.
Kami berusaha menuju titik timbunan sampah bersama beberapa unsur masyarakat menuju lokasi yang telah ditentukan dengan peralatan lengkap.
Sebagian masyarakat yang menuju timbunan sampah mereka semua mengumpulkan karung – karung besar untuk diisi limbah membusuk kebanyakannya adalah kaum bapak mereka mengeluh dan “ngenes” bagi penulis saat menyimak ucapan – ucapannya ternyata diantara sampah – sampah membusuk aroma ‘neraka jahanam’ itu sebagian besar adalah softex ( maksudnya pembalut pasti dari beberapa merk );