[caption caption="https://www.google.co.id/search?hl=en&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1143&bih=559&q=batik+tiga+negeri&oq=batik+tiga+negeri&gs"]
Berucap agak berbisik seperti mengucap mantera,
“batik tiga negeri merah Lasem, biru Pekalongan soga Solo
Oh . . . tiga negeri . . .
Keindahan warna alami warna alam adalah jiwaku yang cantik, biru ku yang anggun sogaku yang tiada duanya”
Seakan Iis Tresnawati berjumpa dengan kekasihnya yang teramat ia cintai berdialog mesra tersenyum senyum romantis
Esok hari ia lakukan hal yang sama, seusai menarik salah satu kain batik bercorak lembut agak putih krem ia kembali seakan berucap mantera :
“batik Veldhuisen . . . Veldhuisen karyamu apik tak tertandingi, Veldhuisen aku memujamu . . . siapa rekanmu itu, berikan aku satu nama untuk ku mengenalnya tampak bungamu indah rumahmu nyaman”
Hampir semua rekan Iis Trenawati akan terpesona dengan koleksi batik antiknya, disamping mahal dengan kisah – kisah perburuan semasa kehidupannya berjaya . . .