Bahkan di awal penonton disuguhi kejahilan Rumi kecil dengan adegan . . . . ( akh, vulgar cuma saja tak akan bisa dilupakan semua penonton. Yakin )
- Pergaulan remaja masa doeloe yang romantisnya adalah lewat surat dalam botol dan keromantisan yang terselubung ( tidak ada sms, inbox, BBM, WA wakwaw . . . ) bukan dengan sentuhan atau hubungan fisik yang lebih dalam nggak banget.
- Maaf . . . . terkesannya demikian Garin Nugroho bilang,
“kami menggunakan bahasa yang indah, puitis bernash, sopan dan santun”
ini lho kalimat – kalimat yang kami gunakan kala itu, indah . . . menyentuh kalbu diutamakan bahasa tinggi,
peribahasa menjadi kajian.
- Kesusatraan menjadi pelajaran unggulan.
- Maka rangkaian diari yang menjadi catatan Yulia, disusun secara narasi yang meresap segar dalam sanubari . . bagi remaja jadul yang sempat menonton “Aakh . . . Aku Jatuh Cinta” akan menyeret ingatan ke masa remaja yang dulu sempat dialami dan kini jaman semuanya sudah sedemikian berubah dan berubah.
Rumi sempat menyampaikan kepada Yulia, bahwa :
“Ayahku . . . tampak sekali menyesal setelah ditinggal pergi oleh Ibu (diperankan oleh : Novia Eliza ) sering aku saksikan saat ia berwudhu, ia membasuh kedua tangannya berulangkali seakan ingin menghapus semua dosanya”
Semoga tidak terjebak dalam pujian dan sanjungan kepada Garin Nugroho yang sukses menggarap dan menyelesaikan film ini dengan sangat sempurna, termasuk musik yang keren pisan. terasa gue banget . . .