"Sumartini memandang keluar jendela, matanya menerawang jauh melampaui batas cakrawala la merasa ada dunia lain di luar sana, dunia yang menawarkan kebebasan dan kemungkinan yang tak terbatas."
Jangan Sampai Terjebak dengan Bayang-Bayang Masa Lalu
Dalam menjalani kehidupan, hendaknya fokus terhadap apa yang sedang dijalani sekarang dan berpikir untuk masa depan. Jangan sampai terbelenggu dengan angan-angan dan terjebak di dalamnya.
      Kutipan:
"Demikianlah kita semuanya (dia berhenti sejurus, sebagai hendak mengum pulkan napas) semua menusia demikian juga, begitulah kita sebagai dibelenggu olch angan-angan, masing-masing oleh angan-angan- nya sendiri-sendiri. Belenggu itu berangsur-angsur mengikat dan menghimpit semangat, pikiran dan jiwa, makin lama makin keras, sebagai orang rantai yang dibelenggunya kaki dan tangarinya, ke- dua belahnya, sedang lehernya kena kongkong pula."
Â
Melalui kutipan-kutipan di atas, "Belenggu menggambarkan pesan-pesan moral yang relevan dengan kehidupan pribadi dan sosial. Novel ini mengajarkan pentingnya kebebasan pribadi, komunikasi yang baik, kritik terhadap norma sosial yang membatasi, ketabahan dalam menghadapi kesulitan, dan nilai kebahagiaan sejati. Armijn Pane berhasil menyampaikan pesan-pesan ini melalui narasi yang kuat dan dialog yang mendalam, menjadikan "Belenggu" sebagai salah satu karya sastra yang berharga dan relevan hingga kini.
Daftar Pustaka
Nurgiyantoro, B. (2018). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pane, A. (2010). Belenggu. Jakarta: Dian Rakyat.