"Yu, Yu, benarkah kita perempuan, baru boleh dikatakan benar- benar cinta, kalau kesenangannya saja yang kita ingat, kalau kita tiada ingat akan diri kita, kalau kesukaan kita cuma memelihara dia? Kalau tiada perasaan yang demikian, benarkah kita belum benar-benar kasih akan dia? Aku bingung, yu, bukankah kita ber- hak juga hidup sendiri? Bukankah kita ada juga kemauan kita? Mes- tikah kita matikan kemauan kita itu? Entahlah, yu, aku belum dapat berbuat begitu."
Pada kutipan di atas sangat menggambarkan bahwa pemikiran zaman dulu tentang perempuan sangat memprihatinkan, mereka berpikir bahwa perempuan dikatakan sukses apabila dia bisa menikah dengan cepat. Mereka berpikir bahwa perempuan hidup hanya untuk laki-laki.
- Pesan Moral
Pada novel Belenggu karya Armijn Pane ini  terdapat pesan moral dan pelajaran yang dapat kita ambil. Dalam menjalankan hubungan pernikahan, komunikasi merupakan kunci utama dalam keharmonisan rumah tangga, begitupun perhatian-perhatian kecil yang terlihat remeh, tetapi mempunyai dampak negatif yang bisa menimbulkan dan memicunya masalah besar.
Setiap individu memiliki hak untuk mencari dan menemukan identitas serta kebebasan pribadi mereka, bahkan dalam lingkungan yang membatasi. Kebebasan ini penting untuk kebahagiaan dan kepuasan hidup.
Kutipan:
"Aku tidak mau selamanya hanya menjadi istri dan ibu, Tono. Aku juga ingin menjadi diriku sendiri, memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidupku."
      Pentingnya Komunikasi dalam Pernikahan
Komunikasi yang jujur dan terbuka antara pasangan suami istri adalah kunci untuk memahami perasaan dan kebutuhan masing-masing, serta untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat merusak hubungan.
Kutipan:
"Tono, aku merasa terperangkap. Aku mencintaimu, tapi aku juga mencintai kebebasanku. Mengapa sulit sekali bagi kita untuk memahami perasaan masing-masing?"
Seringkali menganggap remeh terhadap obrolan sehari-hari, padahal hal itu sangat penting untuk bisa mempertahankan hubungan yang baik dan harmonis.