Mohon tunggu...
Rosita
Rosita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya mendengarkan musikk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu-Isu Sosial-Emosional Di Sekolah Dasar Seperti Bullying, Masalah Disiplin atau Interaksi Sosial di Kelas

19 Januari 2025   11:46 Diperbarui: 19 Januari 2025   11:46 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Isu-isu sosial emosional di sekolah dapat berupa kesulitan anak dalam beradaptasi dengan teman sebaya, menyesuaikan diri dengan aturan sekolah, dan mengelola emosi. Isu sosial emosional di sekolah dasar mencakup berbagai masalah yang mempengaruhi suasana belajar di kelas, interaksi sosial, dan perkembangan siswa.

A. Bullying di Sekolah Dasar 

Bullying adalah perilaku agresif yang disengaja dan berulang yang ditujukan untuk menyakiti atau merendahkan orang lain. Bullying dapat berbentuk fisik (memukul, menendang), verbal (mengejek ,menghina), sosial (menyebarkan rumor).

Dampak bullying terhadap kesehatan mental yaitu dapat memengaruhi korban di berbagai aspek kehidupan, korban bullying dapat memiliki konsekuensi negatif yang signifikan, terutama bagi anak-anak dan remaja. Salah satu dampak utama dari bullying adalah munculnya gangguan psikologis, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.

Penanganan Bullying:

1. Keterlibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam upaya pencegahan bullying dan memberikan dukungan kepada anak-anak mereka.

2. Pelatihan Guru: Membekali guru dengan keterampilan dan pengetahuan untuk mengenali dan menangani tanda-tanda bullying.

B. Masalah Disiplin di Sekolah Dasar

Masalah disiplin di sekolah dasar adalah isu yang sering dihadapi oleh guru dan staf sekolah. Masalah ini dapat mempengaruhi lingkungan belajar dan perkembangan sosial emosional siswa. Berikut adalah beberapa masalah disiplin yang terjadi di sekolah dasar:

1. Perilaku Mengganggu

Berbicara di luar giliran dan mengganggu teman sekelas saat pelajaran berlangsung dapat mengganggu proses pembelajaran dan mengurangi konsentrasi siswa lain.

2. Tidak Mematuhi Aturan

Seperti tidak mematuhi instruksi guru, datang terlambat, atau tidak menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Perilaku Agresif

Seperti bertengkar dengan teman sebaya, berbicara kasar, atau menunjukkan perilaku fisik yang agresif. Dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak nyaman bagi siswa lain.

4. Kekacauan di Kelas

Seperti berlari-lari di dalam kelas, melempar benda, atau membuat keributan yang tidak perlu. Dapat mengganggu fokus dan konsentrasi siswa serta merusak suasana belajar.

Masalah disiplin di sekolah dasar memerlukan pendekatan yang terstruktur dan konsisten. Dengan menetapkan aturan yang jelas, memberikan penguatan positif, menggunakan konsekuensi yang tepat, mengajarkan keterampilan sosial-emosional, menerapkan strategi pengelolaan kelas yang efektif, dan berkolaborasi dengan orang tua, kita dapat menciptakan lingkungan belajar dan mendukung perkembangan siswa.

C. Interaksi Sosial di Kelas

Interaksi sosial di kelas adalah proses di mana siswa berinteraksi dengan teman sebaya dan guru dalam lingkungan belajar. Interaksi ini mencakup komunikasi, kerja sama, dan hubungan interpersonal yang terjadi selama kegiatan belajar-mengajar.

Cara Meningkatkan Interaksi Sosial di Kelas yaitu:

1. Menciptakan Lingkungan yang Inklusif

Guru harus menciptakan lingkungan yang menghargai keberagaman dan memastikan bahwa setiap siswa merasa diterima dan dihargai, dan menetapkan aturan kelas yang mendorong perilaku saling menghormati dan kerja sama.

2. Kegiatan Kolaboratif 

Memberikan proyek yang memerlukan kerja sama dan kontribusi dari setiap anggota kelompok.

3. Mengajarkan Keterampilan Sosial-Emosional

Mengajarkan keterampilan sosial-emosional, seperti mendengarkan aktif, berbagi,dan kerja sama melalui pelajaran dan kegiatan.

4. Kesempatan untuk Berinteraksi

Seperti mengadakan diskusi kelompok reguler tentang topik yang relevan dengan pelajaran, di mana setiap siswa memiliki kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan.

5. Mengatasi Konflik dengan Cepat dan Efektif

Guru harus siap untuk memediasi konflik antara siswa dan mengajarkan mereka cara menyelesaikan perbedaan secara konstruktif.

Interaksi sosial di kelas adalah komponen penting dari proses belajar-mengajar yang mendukung perkembangan sosial-emosional dan akademis siswa. Dengan menciptakan lingkungan yang inklusif, menggunakan metode pembelajaran kooperatif, mengajarkan keterampilan sosial-emosional, memberikan kesempatan untuk berinteraksi, dan mengatasi konflik dengan cepat dan efektif, guru dapat meningkatkan interaksi sosial yang positif di kelas.

Kesimpulan 

Mengatasi isu-isu sosial-emosional di sekolah dasar memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan proses kerja sama antara siswa, guru, orang tua, dan pihak sekolah. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, mengajarkan keterampilan sosial-emosional, menyediakan intervensi yang tepat, dan melibatkan semua pihak yang terlibat, kita dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial-emosional yang penting dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman, inklusif, dan kondusif bagi pembelajaran.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun