Mohon tunggu...
Fransiska Rosilawati
Fransiska Rosilawati Mohon Tunggu... -

Pekerja Pranata Humas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Festival Danau Sentani (FDS): Promosi Papua dan Pengenalan Budaya Setempat

25 Juni 2016   22:59 Diperbarui: 27 Juni 2016   21:57 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaksanaan Festival Danau Sentani (FDS) yang berlangsung sejak tanggal 19 sampai 23 Juni 2016 telah usai dilakukan. FDS yang digelar rutin setiap tahun sejak 2007 kali ini (2016) mengambil lokasi di kawasan wisata Khalkhote, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Banyak hal yang tentunya bisa dipetik atas berlangsungnya event meriah ini, diantaranya nama Papua pada umumnya dan Danau Sentani (Kabupaten Jayapura) semakin popular, terkenal mengingat telah dipublikasikannya peristiwa menarik berkait pelaksanaan FDS dengan berbagai aktivitas pendukungnya.

Event akbar yang menelan dana Rp 3 miliar tersebut sudah dirancang sedemikian rupa yang  mempunyai maksud antara lain sebagai ajang eksistensi budaya lokal, termasuk penampilan/penawaran   hasil kerajinan serta kuliner khas masyarakat Danau Sentani. Beberapa hiburan bernuansa budaya lokal lebih melengkapi sekaligus sebagai ajang hiburan yang bisa dinikmati para pengunjung di seputaran arena festival.

Adapun FDS kali ini mengambil tema: 'Satu dalam Keanekaragaman Meraih Kejayaan', FDS ditujukan untuk memadukan keragaman budaya yang ada di sekitar Danau Sentani. Selain itu juga sebagai ajang promosi produk-produk budaya dan ekonomi kreatif warga setempat.

Terkait tema tersebut, Bupati Jayapura Mathius Awaoitauw dalam sambutan pembukaan FDS (19/6) menyebutkan: "Perbedaan yang kita miliki merupakan keindahan. Keberagaman di Tanah Papua hal yang luar biasa dan akan terus kita wujudkan dari waktu ke waktu. Bupati Matius mengingatkan kepada warganya bahwa kemajuan di Indonesia haruslah disyukuri. Ia menyebut pemda berencana akan menyatukan sejumlah destinasi wisata setempat menjadi satu kawasan pariwisata.

 Dikatakan pula, "Kita bersyukur para pendiri bangsa melalui Pancasila bisa mempersatukan kita menjadi ruh untuk bisa diimplementasikan dalam kehidupan. Dan seluruh daerah menyampaikan pesan perdamaian dan kesatuan," ucapnya http://travel.detik.com/read/2016/06/19.

Promosi dan Pengenalan Budaya

Tanah Papua yang relatif luas dibanding pulau-pulau lain di tanah air ternyata menyimpan beragam potensi, sumber daya alamnya yang melimpah, letak geografis didukung panorama alam yang indah dan eksotis akan menggugah wisatawan untuk berkunjung kesana. Demikian halnya  dilihat dari sisa peninggalan artefak sejarah telah menggambarkan bahwa peradaban masa lalu dapat diperoleh di wilayah ini.

Masih ingat dalam catatan beberapa tahun penulis pernah hidup di tanah Papua, tempat-tempat menarik yang layak dikunjungi seperti: Raja Ampat dengan kondisi alamnya yang unik,  Wamena dengan kehidupan suku Dani serta lembah Baliem-nya yang mempesona, suku Asmat dengan seni ukirnya yang khas. Dan produk-produk lainnya  yang memiliki nilai sejarah dengan muatan kearifan lokalnya di masing-masing tempat. Potensi flora dan fauna serta kuliner khas daerah di seluruh penjuru Papua turut memperkaya khazanah budaya di wilayah ‘Bumi Cendrawasih’ tersebut.

Selain sumber daya alamnya, sumber daya budaya juga tak kalah pentingnya untuk mengetahui gambaran sejarah peradaban yang ditandai temuan situs-situs arkelogi sehingga tidak sedikit mengundang perhatian pengunjung, baik sebagai wisatawan maupun pengunjung dalam rangka pengembangan studi atau ilmu pengetahuan.

Di seputaran Jayapura sendiri dapat diketahui bahwa lokasi-lokasi penting perlu dicatat bilamana kita hendak berkunjung, misalnya:  Pantai Hamadi, Tanjung Marine, Tanjung Kaswari, Pulau Metu-Debi, Gunung Mher, Tanjung Vim, Tanjung Resyuk, Pulau Ismokh, Yasuk, Nampto, Abe Pantai, Situs Tugu Peringatan Pendaratan Tentara Jepang.

Itu semua baru di Jayapura dan sekitarnya, belum lagi tempat/lokasi lain yang tersebar luas di bumi Papua yang masing-masing tentu memiliki rangkaian peristiwa sejarah dengan kondisi alamnya yang khas, namun semuanya jika dihayati secara mendalam tentu banyak mengandung nilai kesejarahan dan kearifan lokal di masing-masing daerah.

Kehadiran FDS sebagai event rutin tahunan yang sudah berlangsung sejak 2007 pastinya merupakan salah satu upaya strategis pemerintah daerah setempat beserta lembaga terkait dalam rangka mempromosikan salah satu potensi yang ada di Papua, khususnya pengenalan potensi lokal, baik berupa sumber daya alam, sumber daya budaya di Danau Sentani dan sekitar, sekaligus sebagai ajang pelestarian nilai-nilai berkearifan yang menjadi dasar pijakan membangun di wilayah seputaran Danau Sentani yang membumi, sesuai karakter maupun identitas kelokalannya.

FDS tahun ini yang telah berlangsung pada tanggal 19 s/d 23 Juni 2016 lalu dan sudah berjalan lancar, aman, nyaman dan sukses sesuai rencananya – tentu patut didukung dan diapresiasi serta diacungi jempol. Sangat dimungkinkan, festival-festival serupa dapat diadopsi dan dilakukan di berbagai tempat yang tersebar di wilayah Papua/Papua Barat, sehingga khalayak luas semakin  mengetahui dan memahami tentang potensi berupa sumber daya alam dan sumber daya budaya di masing-masing daerah yang sesungguhnya menjadikan perekat kebhinnekaan dalam kebersamaan membangun Papua pada umumnya. (Fransiska Rosilawati).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun