Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saatnya Berhaji, Persiapkan 7 Hal Berikut

1 Januari 2019   12:40 Diperbarui: 2 Januari 2019   15:14 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haji adalah rangkaian ibadah, panjang dan melelahkan. Maka perlu persiapan matang bagi setiap jemaah jelang berangkat. Setidaknya ada tiga alasan mengapa saatnya berhaji perlu persiapan serius dan matang.

Pertama, haji adalah ibadah wajib sekali seumur hidup. Bagi umat Islam, haji merupakan penutup sekaligus pelengkap rukun. Suatu ibadah yang mungkin belum pernah dilakukan dan teramat sayang bila dijalankan lewat begitu saja tanpa memahami makna.

Adapun manasik hanyalah simulasi, tentu jauh berbeda saat di lapangan. Bukan saja soal lokasi, jumlah jemaah, area, bahkan muncul banyak khilafiyah dalam ibadah satu ini. Maka pemahaman jemaah akan fikih dan ritual perlu diperdalam, serta keyakinan untuk menjalankannya.

Kedua, haji adalah ibadah fisik, hampir seluruh rangkaian dan aktivitasnya memerlukan kebugaran dan kekuatan fisik semata. Cuaca panas, kelembaban udara, dan perubahan drastis suhu siang malam, dibutuhkan stamina tubuh memadai.

Ketiga, ibadah haji dilakukan di negeri orang, jauh dari rumah dalam kurun waktu relatif lama. Bagaimana jemaah harus menyiapkan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari serta komunikasi dengan keluarga di Tanah Air.

Saudi Arabia secara kultur masyarakat berbeda dari Indonesia. Meski jemaah tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat, namun perlu perhatikan sejumlah regulasi dan budaya setempat agar tidak mendapat masalah selagi ibadah.

Dari beberapa gambaran kondisi itu, maka saatnya berhaji patut menjadi perhatian serius bagi setiap jemaah untuk disiapkan, antara lain

Uang

Pada tahun keberangkatan, setiap jemaah akan peroleh pemberitahuan dari Kemenag setempat. Salah satunya mengkomunikasikan tentang banyak hal yang patut disiapkan, termasuk pelunasan.

Bicara kebutuhan finansial jelang berangkat haji, tidak melulu pelunasan setoran awal. Termasuk membiayai segala macam aktivitas selamatan, kebutuhan peralatan dan bekal untuk keluarga selama ditinggalkan. Besarannya tentu disesuaikan kebutuhan dan kapasitas masing-masing.

Budaya masyarakat Indonesia memiliki rasa  sosial tinggi dan ramah antar sesama. Maka tidak heran untuk berangkat haji, sejumlah acara selamatan dilakukan. Bahkan di sejumlah wilayah, mirip orang hajatan. Tetangga, sanak saudara datang silih berganti memberikan selamat sekaligus meminta doa.

Dari sisi besaran dibanding kebutuhan lain, kocek yang dirogoh dari kantong untuk pelunasan relatif kecil. Tahun 2018 ini, setiap jemaah rata-rata menambah sekitar sepuluh juta rupiah. Dari uang pelunasan itu, dikembalikan kepada jemaah sekitar 5,3 juta rupiah saat di asrama.

Sejak saat mendaftar, jemaah sudah memperoleh informasi estimasi berangkat. Kesempatan ini memberi waktu baginya menabung sekaligus merencanakan pengeluaran sejak awal, untuk berbagai keperluan. 

Dokumen Perjalanan

Saat bepergian ke luar negeri, dokumen pribadi, berupa paspor dan visa sangat penting. Begitu pula ibadah haji. Penyiapan paspor juga patut jadi perhatian agar penerbitan visa dapat dilakukan tepat waktu.

Bagi sebagian jemaah, belum mengetahui pentingnya dokumen paspor. Ada kalanya ditemukan paspor dalam kondisi rusak, sobek atau kotor. Kejadian ini jelas menyebabkan paspor tidak lagi diakui.

Selain paspor dan visa, identitas lain melekat di tubuh jemaah ada gelang haji, gelang kesehatan, dan gelang ehajj. Gelang-gelang itu menjadi identitas jemaah selama di Saudi. Sementara paspor dan visa dipegang Muasasah demi keamanan. 

Manasik

Karena haji adalah ibadah, maka setiap jemaah sedikit banyak paham soal syarat, rukun dan wajib, bahkan sunah dan larangan didalamnya. Karena tanpa memahami dan kemudian melanggar bisa berakibat ibadah tidak sah.

Untuk menjalankan ibadah haji, seorang harus memenuhi syarat beragama Islam, baligh, sehat jasmani/rohani, merdeka, dan mampu. Sedangkan rukun haji harus ada dalam rangkaian ibadah haji adalah ihram, wukuf, thawaf, sai, dan tahalul. Semua aktivitas itu harus dilakukan secara tertib atau berurutan. Bila ada rukun tidak terpenuhi, maka haji menjadi tidak sah.

Sementara wajib haji meliputi miqat, mabit di Muzdalifah, lempar jumrah, dan mabit di Mina. Bila wajib ini ditinggalkan, maka jemaah dikenakan denda atau dam. Sebagian besar jemaah Indonesia melaksanakan ibadah haji jenis tamatuk. Ini pun kena dam seekor kambing. 

Manasik sebagai media latihan sepatutnya diikuti setiap jemaah. Manasik tidak selalu dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Karena jemaah memperoleh hak pelatihan manasik di Kantor Urusan Agama (KUA), dan Kantor Kementerian Agama setempat. Semuanya gratis. 

Kejadian sering didapati di lapangan, terutama jemaah tua. Kemampuan mencerna substansi manasik relatif kurang. Bahkan dasar sekalipun. Misalnya jemaah laki-laki didapati masih mengenakan celana padahal dalam kondisi berihram. Tentu ihramnya tidak sah. Ihram tidak sah, ya hajinya juga tidak sah.

Kasus lain di Masjidil Haram, jemaah tidak tahu dia telah thawaf berapa kali putaran atau sai pun tidak tahu dimana tempatnya. Lalu mereka buru-buru keluar dari Masjid dan pulang karena khawatir tertinggal rombongan. Akibatnya tentu haji tidak sah, lantaran jemaah itu tidak paham manasik. 

Olaraga

Persiapan olahraga bagi jemaah cukup penting, guna melatih kekuatan fisik terutama jalan kaki. Hitungan kasar penulis, rata-rata jemaah haji selama 40 hari di Saudi, jalan kaki sejauh 80 km. 

Puncak kelelahan jemaah berjalan kaki terjadi saat rangkaian puncak haji, sejak Arafah hingga lempar jumrah, thawaf dan sai. Setidaknya dalam kurun waktu 5 hari, harus masuk menempuh sejauh 35 km.

Menjaga Kesehatan 

Selain olahraga, jemaah juga perlu menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat. Cuaca panas di Saudi tentu sedikit banyak berpengaruh terhadap kondisi kesehatan jemaah. 

Meski setiap kelompok terbang ada petugas kesehatan dan membawa obat-obatan, ada baiknya bila jemaah membawa obat pribadi. Karena bisa jadi obat yang dibawa petugas tidak sesuai dengan jenis penyakit yang diderita jemaah.

Pakaian

Bawalah pakaian secukupnya, termasuk peralatan mandi. Koper berukuran 7 kilogram untuk membawa perkakas kebutuhan selama perjalanan. Seperti kain ihram, sarung, sendal jepit, handuk, sabun, dan baju ganti serta makanan kecil dan minuman. 

Sementara koper besar berukuran 32 kilogram, diisi dengan perlengkapan pakaian selama tinggal di Tanah Suci. Tak perlu bawa kompor, rice cooker, karena berpotensi kebakaran jika digunakan. Selain pakaian, bisa membawa makanan kering, atau sambel kesukaan.

Perangkat Komunikasi

Guna menunjang kelancaran komunikasi dengan keluarga, diperlukan peralatan dan jaringan telepon memadai. Semua ini sebaiknya disiapkan sejak di Tanah Air. Operator seluler Indonesia menyediakan berbagi paket dengan harga kompetitif. Pilihlah sesuai kebutuhan dan harga masuk kantong.

Membeli nomor dan paket data Saudi tidak direkomendasikan, harus menunjukan paspor dan sidik jari. Selain harga relatif mahal, antrian pun sangat panjang, berdesakan bersama jemaah negara lain dengan keperluan serupa.

Gunakan perangkat seluler untuk mengabadikan momen penting disana. Tidak disarankan membawa kamera besar, selain repot saat dibawa, juga menarik perhatian petugas keamanan. Perlu menjadi perhatian jemaah agar tidak mengambil gambar sembarangan, terutama ditempat gedung militer, pemerintah, dan tempat lainnya bertanda larangan kamera. 

***

Selain hal-hal diatas, perlu juga jemaah mengetahui seputar fasilitas yang bakalan diterima saat di Tanah Suci dan budaya masyarakat setempat.

Penggunaan Toilet Pesawat 

Jemaah yang baru pertama kali terbang dengan pesawat tentu gamang gunakan fasilitas didalamnya, termasuk toilet. Penerbangan selama 9-10 jam, keperluan hajat menjadi keniscayaan. Namun sering dijumpai jemaah harus menahan dirinya gegara takut atau tidak tahu menggunakan toilet pesawat.

Toilet pesawat memang didesain minimalis. Saat masuk yang lihat hanya ada closet tertutup, cermin, dan cobekan kecil menampung air nan kosong. Tidak seperti dalam bayangan jemaah, ada wc jongkok, ember, air melimpah, atau gayung.

Bagian mana untuk keluarkan air. Terus kalo sudah buang hajat gimana bilas dan bersihin. Semua serba membingungkan. Daripada salah, mending kembali ke tempat duduk tanpa mau bertanya ke pramugari.

Penggunaan Fasilitas Hotel 

Pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kualitas layanan akomodasi jemaah di Madinah dan Mekah. Untuk itulah saat ini, akomodasi yang diberikan kepada jemaah setidaknya setara hotel bintang tiga. Beberapa diantaranya bintang empat, bahkan lima.

jemaah harus terbiasa adaptasi dengan bangunan luas dan tinggi, penggunaan lift, kunci elektronik, pendingin udara otonatis, wc duduk, toilet shower, safety box, dan masih banyak lagi fasilitas standar hotel. Keberadaan fasilitas tersebut dalam rangka memberikan kualitas layanan. Namun justru terkadang membuat jemaah bingung menggunakan, bahkan enggan.

Mengenal Budaya Masyarakat Saudi

Karena berada di negeri orang, satu hal yang patut diperhatikan adalah menghormati norma dan sosial budaya setempat. Dalam banyak hal, berbeda dari adat budaya masyarakat Indonesia.

Salah satunya memotret anak-anak Saudi. Ini sangat rentan mendapat amarah dari orangtua dan berpotensi dilaporkan ke pihak berwajib. Terutama anak perempuan, terkadang menarik perhatian untuk diambil gambarnya. Namun sekali lagi, sebaiknya tidak dilakukan. Jika mau, mintalah izin orangtuanya.

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun