Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

[Pernik Haji] Enam Hal Pengganggu Ketertiban Ibadah Thawaf

4 Oktober 2016   05:52 Diperbarui: 4 Oktober 2016   16:49 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana thawaf di sekitar Kabah, dokpri

Berjalan berlawanan arah artinya mereka berjalan searah jarum jam dan hal itu tentu akan menabrak orang-orang yang sedang berthawaf.

5. Keributan "Pejuang" Hajar Aswad

Mencium hajar aswad, oleh sebagian besar orang adalah impian dan dipercaya sebagai sunah rasulullah yang akan membawa berkah dalam kehidupan. Mencium hajar aswad adalah menjalankan sunah rasul. Atau untuk alasan membanggakan diri, mampu mencium hajar aswad.

Untuk mencapai hajar aswad butuh perjuangan gigih, atau bahkan membutuhkan sebuah peran 'nasib'. Rebutan diantara puluhan orang sudah pasti. Meskipun sudah dekat untuk mencium, masih ada kemungkinan terlepas dan terlempar jauh. Terluka atau pingsan kehabisan napas, bisa saja terjadi. Desakan dan kerumunan itu bisa menimbulkan konflik dan keributan.

Keributan kecil bisa menjadi besar, bilamana dalam diri tidak disertai kesabaran tinggi. Terlebih bila tidak ada rasa toleransi. Terdorong untuk segera mendekat dan mencium, tidak jarang saling mendorong, saling menjatuhkan, dan saling membentengi kelompoknya untuk mencapai tujuan.

Keributan di pojok hajar aswad sedikit banyak memengaruhi kenyamanan jemaah dalam berthawaf. Paling tidak jalan akan menjadi terhambat atau sekedar menyaksikan keributan yang timbul.

Mencium hajar aswad memang hukumnya sunah, yang akan memperoleh pahala bila dilakukan sesuai tuntunan sunah rasulullah. Namun aktivitas itu juga akan menjadi haram, manakala untuk mencapainya harus menggunakan berbagai cara, membayar bodyguard, menyebabkan orang lain terluka, atau bahkan membahayakan diri sendiri.

6. Kursi Roda

Tempat thawaf di pelataran Kabah sudah didesain sedemikian rupa bahwa dalam kondisi padat, telah disediakan secara khusus bagi orang yang berthawaf dengan kursi roda. Bagi mereka yang berkebutuhan khusus dalam menjalankan ibadah thawaf, telah disediakan jalur khusus di lantai dua, tiga dan empat Masjidil Haram sekeliling Kabah.

Namun tidak jarang kita temukan, pendorong kursi roda lebih memilih pelataran thawaf dibandingkan dengan jalur yang telah disediakan. Mengitari Kabah paling dekat, sekali putaran hanya satu menit. Ini kondisi sepi, tidak dalam musim umrah atau musim haji. Semakin menjauh dari Kabah, putaran semakin lama. Putaran paling luar dari area thawaf dengan jalan normal biasanya ditempuh sekitar 15 menit. Sementara bila melalui jalur kursi roda di lantai dua, tiga atau empat, sekali putaran thawaf memerlukan waktu lebih dari 20 menit.

Hal itulah yang menyebabkan meskipun dengan kursi roda tetap memilih berthawaf di pelataran dibandingkan jalur khusus. Selain juga lebih meresapi makna karena lebih dekat dengan Kabah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun