Bersuara keras kerap ditemui, biasanya jemaah haji dalam rombongan. Sang pemimpin rombongan memimpin doa dan diikuti oleh anggotanya.
Semakin banyak anggota yang dibawa, tentu menuntut sang pemimpin berusara semakin keras.
Untuk rombongan jemaah haji dari Asia Tenggara khususnya, berkelompok lebih sedikit, sehingga meskipun ada pemandu doa tidaklah terlalu mengganggu. Namun rombongan dari jemaah Timur Tengah, dengan suara lantang dan keras inilah yang sering membuat konsentrasi buyar.
Namun kondisi ini sering dimanfaatkan beberapa orang yang memang sedang membutuhkan pemandu dalam berthawaf. Dia tinggal mengikuti saja langkah dan lafaz doa yang disuarakan. Namun tetap disarankan, khususnya jemaah haji asal Indonesia ketika mengikuti rombongan dari negara lain tetap berhati-hati karena beberapa hal.Â
Pertama soal gerakan langkah, bisa saja irama langkah mereka terlalu cepat, sehingga sulit diikuti. Kedua soal intonasi lafaz doa yang diucapkan sering tidak terdengar dengan jelas sebagaimana intonasi yang biasa didengar. Ketiga soal kandungan doa itu sendiri.Â
Jika anda menganut madzab tertentu bisa saja lantunan doa yang mereka ucapkan tidak sama dengan dipelajari atau dianut selama ini. Keempat soal hitungan thawaf. Dalam beberapa kesempatan menemukan rombongan seperti itu biasanya ditengah jalan dan tidak tahu jumlah putaran yang telah mereka selesaikan, apakah sama dengan jumlah putaran yang kita selesaikan.
3. Memotong Jalan
Kegiatan memotong jalan, baik dari dalam ke luar ataupun dari luar ke dalam lingkaran thawaf sangat mengganggu ketertiban. Terlebih jika itu dilakukan oleh sekelompok orang. Dalam perjalanan melakukan thawaf, orang-orang memotong jalan seperti ini banyak ditemui.
Umumnya kegiatan itu dilakukan oleh sejumlah orang yang hendak menjangkau Kabah atau hajar aswad, dan sebaliknya. Ibarat kendaraan yang sedang berjalan, kondisi tersebut 'memaksa' aktivitas jalan thawaf bagi sebagian orang berhenti sejenak. Akibatnya akan menjadi efek domino ke belakang untuk sementara waktu.
Jauh lebih aman bila ingin mencapai tengah pusaran thawaf, berjalan lah seperti biasa mengikuti arus orang berthawaf. Perlahan namun pasti sedikit demi sedikit masuk dalam pusaran, niscaya akan segera sampai ke tengah menuju Kabah. Begitu pula sebaliknya, bila ingin keluar, bisa berjalan mengikuti arus sedikit demi sedikit keluar.
4. Berjalan Melawan Arus
Kejadian melawan arus memang jarang terjadi, tetapi hal itu selalu saja ditemui dalam proses thawaf yang kita lakukan. Entah apa yang mereka lakukan yang jelasnya pekerjaan tersebut mengganggu aktivitas orang lain dalam berthawaf.