Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Turun Mandi Bayi di Padang

7 Februari 2023   04:00 Diperbarui: 7 Februari 2023   06:05 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi orang Tionghoa di Sumbar

Setiap daerah memiliki cara dan gaya tersendiri dalam mengungkapkan kegembiraan dan rasa syukur atas kelahiran seorang bayi. 

Karena saya terlahir di Sumatra Barat sebagai salah seorang keturunan Tionghoa, maka izinkanlah saya berbagi pengalaman pribadi tentang cara mengungkapkan kegembiraan dan rasa syukur kepada Tuhan atas kelahiran seorang bayi.

Kebiasaan bagi orang Tionghoa di Padang . Setiap anak lahir akan diadakan upacara turun mandinya si Anak. Jaitu berkisar sekitar 2 mingguan . Anak akan dibawa kebawah untuk mandi dan dicukur rambutnya oleh nenek. Tapi tidak harus dicukur hingga gundul. Karena berbagai alasan,maka untuk memenuhi persyaratan, boleh digunting beberapa lembar rambut bayi untuk melengkapi syarat. 

Sebelumnya anak dimandikan di kamar  tempat bayi biasa  tidur Tetapi setelah dua minggu anak dibawah kebawah. Yang dimakanai memperkenalkan bayi pada kehidupan. 

 Keluar dari kamar dan diadakan upacara "turun mandi" yang ditandai dengan bayi dicukur rambutnya dan dimandikan disana. Sedangkan orang tua bayi  menyediakan makanan khas berupa Nasi Kunyit dan ayam panggang . Yang akan dibagikan keseluruh tetangga dan sanak keluarga. 

Dalam hal ini, sudah sejak bayi baru lahir,orang tua sudah mulai mencatat nama nama yang akan diundang . Karena bila lupa satu nama, maka dapat memutuskan hubungan persahabatan dan kekeluargaan.  Bagi bagi Nasi Kunyit ini selain merupakan ungkapan kegembiraan dan rasa syukur kepada Tuhan, sekaligus berbagi kegembiraan kepada tetangga dan sanak keluarga. Anggota keluarga yang tidak kebagian nasi Kunyit, memaknai bahwa mereka sudah tidak lagi di anggap sebagai anggota keluarga. 

Atau dianggap tidak penting sehingga dilupakan.

Nasi kunyit

Nasi kunyit ini dibagikan kepada tetangga dan sanak keluarga.Semua tergantung keuangan yang mengadakan upacara Bila kondisi ekonomi memungkinkan,.maka ayamnya seekor setiap piring .

Tapi bila kurang mampu,maka sepotong saja sudah cukup. Kemudian nasi kunyit ini dibagikan kepada tetangga dan family . 

Tatakrama 

Yang menerima nasi kunyit wajib membalas  dengan beras serta angpao semampunya . Bila kondisi keuangan tidak memungkinkan,maka cukup dengan segenggam beras dan satu dua butir   telur ayam . Untuk angpao,boleh  uang renceh dengan kertas merah dan  beras  segelas atau segenggam.  Penekanannya adalah pada nilai exchange  energy dan rasa kekeluargaan,bukan pada nilai ekonomi. Kalau hanya menerima tapi tidak membalas , dianggap orang tidak tahu aturan. Jadi jangan pernah mengembalikan piring kosong. Setidaknya segenggam beras dan kertas angpao, walaupun isinya hanya recehan tidak masalah 

Selesai acara 

Usai acara turun mandi, maka bayi sudah boleh mandi diluar kamar sekarang .Begitu tradisi di Padang yang dilestarikan orang Tionghoa. Setiap kali anak lahir harus melakukan tradisi turun mandi anak.

Bagi yang kondisi ekonomi tidak memadai, membuat nasi kunyit hanya untuk sekeluarga saja . Tidak dibagi ke semua tetangga dan family cukup untuk satu keluarga .

Kesimpulan :

Anak baru lahir dimandikan dalam kamar saja tidak dibawa keluar kamar. Bila sudah 2 minggu anak dicukur rambutnya dan dimandikan diluar kamar.Dengan mengadakan acara Nasi Kunyit. Yang memiliki makna mendalam tentang hubungan persahabatan dan kekeluargaan

Terima Kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang berkenan menyempatkan untuk membaca tulisan ini 

7 Pebuari 2023.

Salam saya,

Roselina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun