Turun di sungai sang sopir lalu mencari tempat untuk menghentikan jeepnya guna berfoto. Kebetulan jip yang saya tumpangi berada paling depan. Ketika tempat itu didapat, seorang teman mengambil foto satu persatu dari kesepuluh jip rombongan itu. Selalu muncul keceriaan saat mereka berhadapan dengan kamera.
Sungai Bandungsari saat itu memang tidak terlalu banyak airnya. Maklum masih musim kemarau. Di sungai inilah keseruan petualangan ini terjadi. Kami harus berpegangan kuat-kuat karena sungai yang berlobang-lobang ini membuat penumpang terombang-ambing tak karuan. Pada rute tertentu perut rasanya dikocok-kocok tidak karuan. Ada keseruan dan sensasi di saat-saat seperti ini.
Di bagian sungai yang agak lebar terkadang tiba-tiba sopir menaikkan jipnya di tempat yang lebih tinggi yang tak ada airnya. Lalu turun menceburkannya pada bagian sungai dengan air berlumpur. Cipratan air itu pun memercik ke tubuh penumpangnya bersama bunyi kecipak dan gemuruh mesin jeep. Keseruan itu terus berlangsung hingga akhirnya sampai di depan jembatan Bandungsari.
Di depan jembatan ini sepuluh jip rombongan kami berhenti. Pemadu jeep mengatur posisi. Kami mengambil beberapa gaya berfoto ria. Tak ketinggalan juga pemandu mengambil video ketika rombongan kami meneriakkan yel-yel yang telah dipersiapkan.
Perjalanan berikutnya menyusuri sungai Dhok Pangeran. Sungai ini rupanya lebih lebar dari sungai sebelumnya. Kiri kanannya terdapat pepohonan yang rimbun termasuk beberapa rumpun bambu. Hingga sampai di tempat yang cukup banyak airnya dan berlumpur di rerimbunnya pohon bambu kami mengambil foto kembali. Hanya raut muka kegembiraan yang terpancar bersamaan dengan terpacunya andrenalin. Teriakan-terikan menggema dalam momen-momen seperti ini. Sungguh suatu petualangan yang seru dan melegakan bagi guru dan pegawai setelah tiap hari disibukkan dengan berbagai tagihan administrasi pembelajaran dan perkantoran.
Sekitar 40 menit menelusuri sungai ini pukul 12.20 rombongan jeep menuju homestay Wanajaya. Jip menyusuri jalanan beraspal di perkampungan penduduk. Di Dusun Muntuk, kami melewati MTsN 8 Bantul. Menelusuri jalan yang tidak begitu lebar diantara pepohonan, rumpun bambu, teras siring persawahan  penduduk, jip terus melaju hingga tiba di depan gedung pertemuan berbentuk joglo di homestay Wanajaya tempat kami mengadakan perpisahan dengan dua guru senior: Asih Budiati dan A Karim Mulia.
Anda ingin melepas penat, menurunkan stress dan rasa lunglai nikmatilah kesejukan di antara rerimbunan hijau pepehonan hutan Mangunan. Anda ingin mengekspresikan rasa kesal akibat kejenuhan kerja seperti kami. Pacu andrenalin Anda dengan petualangan jip wisata menyusuri Badungsari dan Dhok Pangeran. (jae)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H