Apa? 23 jam?! Â Artinya kami harus menginap di bandara donk! Benar-benar terjebak.Â
Tiket sudah dikonfirmasi bahwa semua peserta akan pulang ke tanah air bersama-sama, tidak ada kloter-kloteran. Peserta tur sudah tidak bisa protes lagi kepada pihak travel dengan keputusan ini.
Esok paginya, kami mulai bebenah barang untuk siap menuju bandara meskipun pesawat yang akan membawa kami dari Amsterdam ke Abu Dhabi baru berangkat jam 7.30 malam. Kami hanya ikut instruksi tour guide.
Barang semua sudah diangkut ke dalam bus. Kami semua terdiam di dalam bus karena bingung dengan keadaan saat itu. Apa kami akan terlunta-lunta di bandara? Apa ada yang jual makanan di bandara? Mengingat  hampir semua tempat di bandara sudah tutup karena aturan lock down.
Saya dan ibu sudah membawa bekal nasi untuk berjaga-jaga jikalau tidak ada toko yang buka.
Tiba di bandara Schiphol, Amsterdam, hati kami merasa lega karena setidaknya kami sudah selangkah lebih maju untuk tiba di tanah air.
Saya dan ibu sudah kembali memakai masker dan bersiap dengan hand sanitizer.
Suasana sudah sangat sepi. Petugas bandarapun hanya sedikit yang lalu lalang. Kami tiba di bandara sekitar jam 10 pagi sedangkan pesawat ke Abu Dhabi baru tiba jam 7.30 malam. Jadilah kami menunggu sekitar 9 setengah jam di Bandara Schiphol.
Bersyukur bandara Schiphol ini cukup besar sehingga untuk berjalan kaki menuju tempat menunggu di gate pun sudah memakan waktu lama.
Kali ini,saya melihat semua penumpang yang sedang  menunggu pesawat memakai masker, termasuk petugas kebersihan.
Kali inipun kami duduk saling menjaga jarak. Ketika kami mau duduk di mana ada seorang bule duduk tidak jauh dari kami, si bule langsung beranjak pergi.