Note: pemberian disini tidak berlaku untuk hal gratifikasi, penyuapan atau hal lain yang mengarah pada tindakan korupsi ya. Hal seperti itu tentu tak boleh diterima.
Aku jadi ingat di tetanggaku tadi, yang karena selalu balas pemberian membuatku segan ngasih pemberian lagi. Gimana kalau Tuhan menilai sikapku seperti dia? Dikasih sesuatu biar aku senang tapi aku malah jadi susah? Bisa-bisa, demi rasa cinta Nya padaku, Tuhan jadinya nggak ngasih berkat karena malah bikin aku merasa terbenani.
Aku tetap setuju bahwa hubungan yang seimbang adalah hubungan take and give bukan take and take atau give and give. Namun aku juga mikir, bila seseorang ngasih aku A, aku tak harus balas dengan ngasih A juga kan? Aku bisa memberi hal lain yang sesuai kemampuanku.
Atau bahkan, aku tak harus membalas pemberian orang lain. Aku cukup mengucapkan terima kasih yang tulus dan mengirimkan doa terbaik bagi mereka.
Bila seseorang memberiku A dan aku juga membalas memberinya A, maka orang itu hanya mendapatkan apa yang diberikannya kembali. Namun bila aku tidak membalasnya, maka sebenarnya aku sedang membiarkan Tuhan yang membalas kebaikan orang tersebut. Â Sesuai dengan kemahakayaan Tuhan, Dia bisa memberikan balasan yang jauh lebih besar lagi.
Dengan tidak harus membalas, aku sedang mengijinkan berkat Tuhan mengalir pada orang tersebut.
Nikmatilah berkat-berkat Tuhan dengan penuh bersukacita dan rasa syukur. Ijinkan Tuhan memberkatimu dan memberkati orang-orang yang bermurah hati padamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H