Mohon tunggu...
Rosda Yanti
Rosda Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bagaimana Perjuangan Ibu Menyusui dan Memberikan ASI Ekslusif

10 Agustus 2023   16:12 Diperbarui: 12 Agustus 2023   02:42 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu menyusui bayinya. Sumber:  Pixabay/Summer Photographer

Biasanya aku menyusui El tiap 2 jam sekali. El yang masih bayi, lebih banyak tidur, jarang rewel. Tapi saat rewel dan dikasih susu dia langsung tenang. Bila setelah menyusui El masih rewel, kadang kami berpikir bahwa mungkin karena ASI nya kurang. Jadi suami suka nawarin untuk bikin sufor.

Saat itu, setiap kali suami membuat sufor untuk El, aku merasa sangat cemburu pada sufor itu. Aku tak rela El malah minum sufor. Tapi aku berusaha berpikir bahwa sufor juga punya banyak kebaikan.

Setelah Satu bulan dengan Sufor

Setelah El berumur satu bulan, kami kontrol ke dokter anak. Saat itu dokter menanyakan apakah kami memberikan ASI eklsusif? Kami jawab tidak, karena kami juga sesekali memberi sufor.

Dokter bertanya berapa banyak perbandingan dia minum ASI dengan sufor? Kami jawab lebih banyak ASI sih, sufor hanya sesekali bila dirasa kurang.

Karena menurut dokter bahwa peningkatan berat badan El bagus untuk usianya, jadi dia sarankan agar kami memberi ASI ekslusif aja, karena itu pun tampaknya cukup baginya. Sejak saat itu, kami pun berusaha untuk hanya ngasih ASI.

Mulai Stok ASIP

Saat El berusia 2 bulan aku mulai mempersiapkan stok ASIP (Air Susu Ibu Perah) agar nanti setelah kembali bekerja El tetap bisa minum ASI.

Saat itu sepertinya kesibukannya hanya seputar ASI. Setiap 2 jam sekali menyusui El dan  di sela-sela waktu itu aku memompa ASI. Hasilnya biasanya hanya sedikit, paling sekitar 50ml udah memompa kedua payudara.

Suatu kali suamiku melihat hasil pumping yang hanya sedikit itu, dengan nada ragu berkata, "Yah, cuma segitu doang, emang bakal cukup?"

Dengan nada kesal aku hanya menjawab, "Kita kan sama-sama dengar kata dokter tentang pentingnya ASI Ekslusif, jadi tolonglah disupport!" setelah itu suamiku tak pernah lagi berkomentar miring lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun