Mohon tunggu...
Rosda Yanti
Rosda Yanti Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pengalaman Terapi Wicara dan Terapi Okupasi untuk Mengatasi Anak Speech Delay

4 Agustus 2023   11:31 Diperbarui: 4 Agustus 2023   11:34 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat mengikuti terapi wicara dan terapi okupasi, El masuk ke ruangan terapi tak boleh ditemani orangtua. Pada awalnya El nangis-nangis setiap kali masuk ke ruangan terapi karena tak mau ditinggal sendiri dengan terapis yang dia anggap masih asing.

Setiap Sesi terdiri dari 7 pertemuan. Pertemuan ke-1 sampai ke-6 untuk terapi dan pertemuan ke-7 adalah evaluasi hasil sesi yang sudah dilakukan. 

Setelah 1 sesi berjalan anak kami mulai merasa nyaman dan malah sulit untuk diajak pulang dari ruang terapi. Mungkin karena sudah sering berinteraksi dengan terapisnya.

Sampai saat ini El sudah mengikuti terapi selama 3 sesi dan kemampuan bicaranya memang menunjukkan peningkatan yang baik begitu juga dengan kemampuan untuk bermain, beradaptasi dan kemampuan bersosialisasi lainnya.

Selain mengikuti terapi, untuk mengembangkan kemampuan bicara El, kami sebagai orangtua juga dihimbau untuk rajin mengajak El berbicara atau membacakan cerita ke El setiap hari. Juga untuk sering membawanya bertemu atau bermain dengan anak-anak seusianya untuk mengembangkan kemampuan sosialnya.

Aku bersyukur atas keputusan kami membawa El terapi, namun aku sebenarnya agak menyesal kenapa baru memeriksanya setelah El usia 2 tahun. Aku lihat di tempat terapi tersebut beberapa anak-anak usia 1 tahun udah ada yang ikut terapi wicara juga. Mungkin bila semakin dini ditangani, hasilnya bisa lebih maksimal untuk tumbuh kembang El yang lebih optimal.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun