Pemahaman ini dapat menjadi salah satu pertimbangan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan mereka dengan sesama. Â Â
Meskipun banyak manfaat yang ternyata bisa didapat dari genre ini, tentu ada pula efek negatifnya. Apa saja kira-kira?
True crime sendiri bukanlah hiburan yang bisa dikonsumsi oleh semua orang. Selain ada batasan umur tertentu, tingkat kekerasan dan intensi emosi/perilaku negatif yang tinggi bisa mempengaruhi mood atau psikologis konsumen saat itu menjadi lebih buruk. Tak lepas juga kemungkinan bukan manfaat baiknya yang diambil, tapi malah meniru perilaku kejam yang dilakukan oleh serial killer tersebut.
Ada sebuah fenomena menarik bernama vicious cycle, yaitu ketika terdapat seseorang yang mengonsumsi true crime untuk mendapatkan strategi dan tips surviving terhadap kejahatan malah mengakibatkan peningkatan rasa cemas dan ketakutan seiring dengan lebih banyak buku/film yang dilihat.Â
Fear of crime serta awareness mereka dapat berkembang menjadi tak terkendali, yang bisa mengarahkan pada paranoia karena selalu terbayang akan kemungkinan menjadi korban kejahatan ketika berinteraksi dengan orang lain.
Sebuah 'hiburan' yang menunjukkan sisi gelap manusia ini kadang mendatangkan sebuah pemikiran akan moralitas.  Mengapa saya suka menonton serial tentang pembunuhan? Mengapa saya senang mendengarkan podcast mengenai serial killer? Apa saya seorang psikopat?Â
Jangan langsung berpikir yang tidak-tidak, mungkin anda mempunyai kebutuhan yang tinggi akan rasa aman, atau memang sekadar ingin tahu dan tertarik pada aspek psikologis dan biografi para pembunuh berantai tersebut.
Terlepas dari mengapa kita menonton atau membaca produk ber-genre true crime, ada baiknya hiburan yang satu ini dikonsumsi secukupnya.Â
Kita bisa mengambil pelajaran serta hikmah yang sekiranya bisa menghindarkan kita dari menjadi korban maupun pelaku dari sebuah kejahatan. Semoga teman-teman semua selalu dilindungi dari kejahatan apapun ya!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H