Mohon tunggu...
Rosalin Nabila
Rosalin Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Seorang pembelajar yang tertarik pada industri kreatif dan topik seputar psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

True Crime, Magnet Hiburan bagi Masyarakat?

29 Juli 2022   14:28 Diperbarui: 4 Agustus 2022   03:15 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi garis polisi. (sumber: THINKSTOCK via kompas.com)

Sekarang ini, subgenre dalam industri hiburan semakin beragam. Nah, salah satu diantara banyaknya subgenre hiburan tersebut/.

Pastinya, istilah "True Crime" sudah tidak asing lagi, terutama bagi penggemar film atau serial kriminal. Lalu apa sih sebenarnya definisi dari true crime?

True crime merupakan salah satu subgenre yang berisi narasi dari sebuah kejadian kriminal berdasarkan peristiwa dunia nyata dan dipublikasi oleh orang lain untuk dikonsumsi publik. 

Perbedaannya dari pemberitaan kasus kriminal di media adalah dari segi tujuan narasinya disusun. Berita kriminal di media (news report) bertujuan untuk memberi informasi pada masyarakat, sedangkan narasi true crime dibuat untuk kebutuhan hiburan. 

True crime bersifat lebih bebas dalam penyampaiannya, hingga dapat memikat masyarakat dalam segi emosional dibandingkan news report yang sifatnya lebih kaku. 

Lalu, true crime sendiri membahas tentang apa sih? Isi hiburan dengan genre ini seringkali membahas alasan mengapa seorang pembunuh itu membunuh, utamanya tokoh  serial killer. 

Sebut saja nama serial killer yang telah mendunia mulai dari Ted Bundy, Jack the Ripper, John Wayne Gacy dan lain sebagainya.  

Indonesia sendiri juga punya tokoh serial killer, salah satunya adalah Ryan Jombang yang sempat viral pada tahun 2008 silam  karena telah membunuh 10 korbannya. 

Banyak serial killer tersebut yang cerita pembunuhannya telah diangkat menjadi film/dokumenter/podcast, menjadikan namanya semakin terkenal di kalangan masyarakat.

Fenomena ini kemudian membuat beberapa pihak sedikit bertanya-tanya: mengapa masyarakat tertarik untuk mengonsumsi produk 'hiburan' tersebut, terlepas dari kontennya yang mengandung kekerasan, kekejaman maupun kesadisan yang kadang tak terbayangkan bahwa seorang manusia sanggup melakukannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun