Sekujur tubuhnya seolah meminta kehangatan dari pria segagah Pak Bram.
Gelora keduanya sama, maka terjadilah yang tak seharusnya terjadi. Perselingkuhan antara majikan dan asisten rumah tangganya.
Mereka melakukan di saat keadaan memungkinkan. Keduanya sama-sama bergairah melakukannya., maka tak heran bila keduanya pun ketagihan.
Kemudian sesuatu terjadi. Tak ada yang mengetahui, sampai suatu ketika didengarnya Minah muntah-muntah di washtafel. Tanpa Minah sadari beberapa pasang mata memperhatikannya, namun tak timbul kecurigaan di antara mereka. Mereka hanya mengira Minah kurang sehat karena pekerjaan belanja dan di dapur yang melelahkan. Hanya Pak Bram dan Minahlah yang cemas.
Sorenya Pak Bram membawakan Minah sebuah testpack. Pagi harinya Minah membuka kemasan testpack tersebut dan meletakkannya pada sebuah wadah kecil yang berisi urine-nya. Harap-harap cemas. Hatinya deg-degan tak menentu. Lalu tak sadar Minah berteriak saat melihat ada dua garis di testpack tersebut. Itu menandakan dirinya positif hamil. Bingung bercampur takut menyelimuti hatinya.
Segera diberitahukannya hal ini pada Pak Bram, tentu saja pada saat tak ada siapapun yang melihat. Wajah Pak Bram tetap tenang, mungkin karena pendidikan kemiliteranlah yang membuatnya berlaku demikian.
“Bagaimana kalo kamu pulang kampung saja, Minah” Minah hanya bisa sesenggukan menahan tangis. Tak mengira bila kejadiannya sampai sedemikian pelik. Entah apa yang akan dikatakannya pada ibunya, juga pada Bu Soraya yang begitu baiknya.
Minah merasa sangat bersalah pada mereka berdua. Pak Bram berjanji akan menikahinya di desa.
Sebenarnya Pak Bram belum mempunyai anak kandung, Bonita adalah anak angkat yang diambilnya dari panti asuhan. Bonita sedang melanjutkan kuliah di UGM.
Namun pada akhirnya berita kehamilan Minah sampai ke telinga Bu Soraya juga. Bu Soraya marah besar. Dimaki-makinya Minah, kemarahannya tak terkira apalagi mengetahui bahwa yang menghamili Minah adalah suaminya sendiri. Saat itu juga Minah diusirnya keluar rumah begitu saja.
Minah terpaksa meminjam uang dari Tito untuk pulang ke desanya. Tito yang kasihan mengantar Minah sampai ke terminal.