Mohon tunggu...
NoVote
NoVote Mohon Tunggu... Guru - Mohon maaf jika tak bisa vote balik dan komen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gara-gara 100 Ribu

14 Maret 2020   14:16 Diperbarui: 14 Maret 2020   22:47 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. borneonews.co.id

"Sudah salat tapi tetap malak!" Umpatan teman-teman Dian sesama perambah hutan.

---

Dopeganginya uang 100 ribuan. Basah, lecek bekas terselip dalam saku celana Dian. Entah berapa kali uang itu ikut berendam. Kering, basah, hingga kering lagi. Berhari-hari dalam hutan.

Di dalam hutan memang tak butuh uang. Yang mereka butuhkan hanya beras dan garam. Ikan bisa dicari sambil menanti malam. Tak bakalan kelaparan.

Namun bagi Dian, uang 100 ribu cukup berharga. Cukup untuk jajan anaknya yang masih kelas 4 SD dua puluh hari.

"Bang!"

Tiba-tiba ada suara memanggil dari pinggir sungai.  Seorang pemancing. Dian dan Timan telah mengenalnya.

Bergegas Dian mencebur ke sungai menenteng tali tambang untuk ditambatkan.

Dengan napas tesengal Diman menghampiri sang pemancing.

"Rokonya mana!" kata sang pemancing.

"Maaf, Pak. Ini baru tarikan pertama setelah 6 bulan kami libur. Utang dulu boleh?" Diman memelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun