Ke empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Demikian mengiris dada ketika proses demokrasi menjadi tempat laga tersendiri. Pemilihan kepala daerah yang mengandung unsur perpecahan. Pemilihan ketua partai saling lempar kursi. Di mana demokrasi dan perwakilan hilang tak terlihat lagi.
Ke lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Walau berbagai teori menyebutkan bahwa adil tak berarti sama. Ada yang miskin dan kaya, wajar dalam kehidupan manusia. Namun, jikanyang kaya kian hari kian kaya sementara yang miskin kian hari kian tambah miskin. jadi pemandangan biasa.
Nah, semua poin di atas tampak di depan mata. Disaksikan para peserta didik. Jadi jangan heran ketika peserta didik lebih mengerti tentang ISIS dari pada gurunya. Peristiwa pelemparan kursi, peserta didik yang bercerita pada guru sambil mengejek.
Juga tentang peristiwa-peristiwa yang lepas dari pengamatan orang dewasa, oeserta didik lebih mengerti dan mencermati dalam diskusi-diskusi liar di sosial media mereka.
Bagaimana mengembalikan semua itu?
Generasi tua biarlah dengan isi kepalanya sekarang. Kesalahan masa lalu jangan lagi ditimpakan kepada peserta didik di masa akan datang. Merekalah yang akan menggantikan kita semuanya nanti.
Oleh karena itu Merdeka Belajar mampu dijadikan momen untuk kembali menumbuhkembangan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran.
Berkenaan dengan hal tersebut, Nadiem Makarim, Mendikbud dengan program Merdeka Belajar, guru jadi penggerak, Merdeka belajar artinya unit pendidikan yaitu sekolah, guru-guru dan peserta didiknya punya kebebasan. Kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif.
Pada saat seluruh unit pendidikan diberikan kebebasan untuk melakukan inovasi maka perlu memasukkan kembali butir butir nilai pancasila melalui PBM yang kreatif dan mandiri.
Dari sini layak kemudian guru yang menjadi penggerak untuk mengajak peserta didik menggali kembali nilai-nilai butir pancasila. Guru menjadi penggerak adalah guru yang mengutamakan murid dari apa pun, bahkan dari kariernya, mengutamakan murid dan pembelajaran murid. Karena itu mengambil tindakan-tindakan tanpa disuruh, diperintah, untuk melakukan yang terbaik.
Walau pun begitu, tetap saja instruksi diberikan oleh pemimpin kebijakan. Dalam hal ini Mendikbud yang menjadi ujung tombak progam Merdeka belajar harus kembali berinisiatif memasukkan butir-butir Pancasila pada program Merdeka belajar.
Contohnya ketika Mendibud memberikan surat edaran tentang RPP satu lembar disambut antusias oleh semua steakholder yang ada di Dinas Pendidikan hingga ke pada guru di sekolah.