"Hidup berdamai dengan alam, Bro."
"Bangunan gubuknya kamu pakai kayu apa?"
"Aku pesan bangunan kayu kelapa. Knockdown, gitu. Aku beli di toko online juga. Murah. Kalau sudah diantar ke sini, tinggal pasang."
"Jadi yang lama hanya struktur bawahnya ya?"Danang menyela.
"Iya, sih. Kan angkut materialnya juga hanya bisa pakai tenaga manusia begitu."
"Tapi aku kagum deh sama ide, Elo. Rumah jauh dari kampung tapi dekat sama aliran air." Ryan menunjuk aliran air kecil yang mengalir di sepanjang tebing. "Ini air pegunungan ya?"
"Benar. Mengalirnya dari atas sana."Guruh menunjuk ke arah hutan di atas lokasi gubuknya. Â
"Elo tarik airnya ke sini pakai system pancuran gitu?"
"Yoiiiii...... Aku tampung di drum. Lumayan buat air minum sekaligus asupan air untuk kebun sayur. Aku siapkan karung bekas. Tuh. Banyak. Aku pakai untuk menanam sayuran." Guruh tersenyum menang.
"Kolam Lele kayaknya pas di pojok tebing di sana."Danang menggagas.
"Benar tuh, Ruh. Buat ngobati kerinduan Simpang Lima."Ryan menimpali.