Danang menulis sesuatu di  tanah menggunakan ranting pohon. Dua huruf kapital. Guruh dan Danang mencoba menebak dalam hati apa makna kedua huruf itu.
@@@@@
Para laki-laki desa yang memikul kayu kini berganti membawa semen. Mereka masih berjalan beberapa ratus meter ke tepi lereng dari tempat Guruh, Danang dan Ryan memarkir sepeda motor.
Sudah hampir satu bulan mereka membangun gubuk di tepi lereng yang terletak paling ujung dari desa mereka. Guruh pemilik gubuk itu. Ini gubuk pertama yang dibangunnya.
"Berapa lama orang-orang ini akan bekerja?" tanya Danang.
"Kalau semua berjalan sesuai rencana, sepertinya awal Agustus rampung gubuknya." Guruh bersemangat.
"Kamu menggali ruang bawah tanah ya?" Ryan bertanya.
"Secara teknis tidak menggali. Aku memanfaatkan lobang alam. Ada cekungan yang dibentuk oleh batu. Aku manjadikannya ruang bawah. Memanfaatkan semen untuk merapikan dinding dan lantainya."
"Jadi gubuknya kamu bangun setelah kayu-kayu tadi kamu timbun di atas lobang batu itu?"Danang bertanya.
"Persis. Desainnya seperti itulah."
"Kamu benar-benar mau hidup menjauh dari kota?" Danang meragu.