"paham!" Jawab semua anggota tim serempak.
"Satu pesan terakhir, segera menghilang ke dalam air saat drone pengintai terlihat. Termal camera drone pengintai tetap tidak bisa menembus air untuk menangkap objek."
Keempat laki-laki itu kemudian turun ke air dan mulai memasang dinamit pada kedua sisi jalan.
"Mas, jika dinamit kita pasang dari ujung jalan ini ke kota, bagaimana kita kembali ke pasukan? Mengapa kita tidak memasangnya dari kota menyusuri jalan kembali ke arah muara?"tanya prajurit penyerta kepada Guruh ketika dinamit pertama tertanam.
"Kamu ingin tertembak dengan semua dinamit saat kita bergerak menuju kota?"
"Tidak."
"Seperti bermain catur. Kita menata semua bidak dan prajurit di depan, sebelum akhirnya menyerang."
"Bagaimana kita kembali?"
"Sejak kapan kamu berpikir bahwa kita akan kembali dari semua misi? Kita adalah anak panah. Yang sekali dilepaskan, tidak pernah mengharap pulang. Jika misi berhasil dan kita bisa kembali, itu hanyalah bagian dari permainan yang harus diulang dari awal."
"Maaf, Mas. Bukan aku tidak mengingat doktrin pasukan. Tetapi aku melihat sendiri bagaimana Jenderal meninggalkan kita saat kita dihakimi para kepala pasukan dengan kecurigaan tidak beralasan."
"Kamu tidak perlu meminta maaf. Aku pun semula marah dan kecewa dengannya."