“Boleh sekali,”Bu Sri tersenyum. “Tapi tidakkah Bogor terlalu jauh?”
“Kami bisa menggunakan kereta,”senyum Menik sumringah.
“Sekolah anak-anakmu bagaimana?’
“Di dekat rumah juga gak apa-apa.”
“Nah….pekerjaanmu sendiri?”
“Aku sudah mengajukan surat ke klasis. Menunggu jawaban.”
“Tidak masalah. Kita bisa tinggal bersama meski kamu tahu bagaimana keadaan rumah kita. Sempit.”
“Itu proposal kami selanjutnya,”suara Menik bersemangat.
“Ibu pikir renovasi rumah belum mendesak.”
“Kami meminta Ibu bertukar rumah dengan kami.”
“Maksudnya Ibu dan Bapak ke Selomerto?,” suara Bu Sri meninggi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!