Malam makin larut. Anak-anak Menik telah masuk ke kamar mereka masing-masing. Guruh segera bergabung dengan Guru Bisma dan Suami Menik. Sebagaimana biasanya, acara kumpul keluarga seperti ini diisi dengan berbagi kisah dan bertukar pikiran. Bercerita lewat telepon genggam bisa dilakukan kapan saja. Tetapi bersua selalu mengikat rasa. Memiliki jiwa.
“Jadi great reset itu sama dengan new world order?,” Suami Menik bertanya saat Guruh duduk kembali di sampingnya.
“Ya, sama-lah, Mas. Great reset itu new world order. Memang apa yang ditata dalam great reset? Semua kan?”
‘Semua sih. Ekonomi, militer, kesehatan, komunikasi, politik,”jawab Suami Menik.
“Termasuk pribadi dan masyarakat kan?,”tanya Guruh menegaskan.
“Iya sih.”
“Kalau semua ditata, apa bedanya dengan orde dunia baru? Semua serba baru kan?”
“Kata media bukan. Great reset itu bukan new world order.”
“Ya ampun, Mas. Masih percaya media? Media memang disiapkan untuk new world order. Proxy mereka, Mas.”
“Kita butuh bukti lebih sih,”suami Menik mencoba menurunkan tensi Guruh.
“Mas, coba deh lihat nukilan berita di laman world government summit akhir maret ini.”