Penataan Ulang Mikro dan Individual
Penataan ulang mikro terjadi di lingkup industri dan perusahan. Sejumlah adaptasi teknologi juga telah dilakukan oleh dunia usaha. Bidang usaha seperti jasa hiburan, traveling atau penginapan tidak mungkin lagi mengharapkan situasi bulan madu seperti sebelum pandemi. Sementara sektor manufaktur dan makanan berupaya menemukan cara penyesuaian. Transformasi digital kini merupakan mantra dunia usaha. Pembatasan kontak fisik selama pandemi memungkinkan proses digitalisasi sektor ini berjalan cepat.
Pasca pandemi, diperkirakan terjadi tuntutan peningkatan upah dan perlindungan sosial pekerja yang mendorong perubahan regulasi standar minimum. Perusahan mungkin akan membayar pajak lebih tinggi juga diwajibkan mendukung berbagai bentuk pendanaan pemerintah. Perusahan yang memperhatikan isu lingkungan, sosial dan tata kelola (environmental, social and governance:ESG) akan didorong menjadi tolok ukur kapitalisme di masa depan.
Faktor unik yang patut diperhatikan oleh dunia usaha adalah perubahan perilaku manusia pasca pandemi. Beberapa dari perilaku itu mungkin saja akan menjadi perilaku permanen. Salah satu perilaku yang paling mudah diamati adalah “layanan online”. Lock down mengajarkan pada masyarakat bahwa segala kebutuhan dapat mereka peroleh dari rumah melalui perangkat komunikasi mereka. Ini selayaknya direspons dunia usaha.
Daya tahan merupakan factor berikut yang perlu diperhatikan. Kebanyakan usaha runtuh selama pandemi. Tetapi mereka yang secara alami mampu bertahan memiliki potensi menundukan krisis, bahkan menemukan peluang saat mayoritas mengalami kejatuhan. Tiga jenis industri yang akan berkembang pasca pandemi adalah big tech, kesehatan dan kebugaran.
Pada level pribadi, pandemi dan semua bencana alam lain, memberi kesempatan bagi manusia menampilkan rasa solidaritas serta kepedulian untuk keluarga, kerabat, lingkungan bahkan masyarakat. Manusia saling bergandengan tangan menghadapi krisis. Sikap egois menjadi rapuh. Rasa malu untuk tidak mempedulikan sesama menjadi standar moral umum. Kondisi sulit seringkali menghadirkan pilihan hitam-putih dan penyederhanaan solusi. Kondisi yang cocok untuk para penyokong teori konspirasi, penyebar hoax dan penebar permufakatan jahat. Dalam konteks seperti ini, kita harus mencari pemimpin yang kita percaya dan orang yang memiliki otoritas jelas. Merekalah yang harus kita dengar.
Covid19 mungkin menimbulkan masalah kesehatan mental masyarakat yang dalam dan lebih luas. Tetapi pada saat yang sama covid tidak menata ulang isu kesehatan mental, melainkan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan mental. Covid, mempercepat tumbuhnya kesadaran publik akan masalah lain yang jauh lebih besar (p.93).
Covid mengalamatkan tiga hal penting terakhir dalam penataan ulang individu: mengubah prioritas, kreativitas dan perhatian akan waktu. Sekarang saatnya kita meneliti ulang apa yang menjadi prioritas pribadi dan masyarakat. Apakah kini kita tahu apa yang sungguh penting bagi kita? Pandemi mendorong tiap individu memberikan respons dengan tindakan maupun upaya yang kedengarannya marginal, tetapi memiliki dampak luar biasa. Itulah kreativitas. Kreativitas merupakan kunci kehidupan di masa mendatang.
Terakhir, tentang waktu. Pandemi menghadirkan pada sebagian kita rasa terjebak dalam waktu. Ketika isolasi menahan orang di rumah. Pasien menjalani perawatan di rumah sakit. Waktu terasa begitu lama. Tetapi kita hidup di masa dimana kecepatan adalah kunci. Setelah pandemi, kita perlu menata ulang pandangan kita tentang waktu. Bagaimana kita menghargai waktu yang serba terbatas untuk mencapai kebahagiaan tertinggi.
Apa yang kita konsumsi yang mempengaruhi kondisi kesehatan, ada pada dapur kesadaran kita. Selama pandemi kita belajar bahwa pembatasan sosial, mencuci tangan dan mengenakan masker adalah standar yang menjaga kesehatan kita. Dua hal berikut yang juga penting guna menjauhkan kita dari virus yakni imunitas dan peradangan. Peluang kita melawan virus adalah meningkatkan kekebalan dan menekan peradangan. Itulah standar kesehatan kita di masa datang. Standar itu ditentukan dari pilihan konsumsi kita.
Kritik Konseptual dan Praksis