Mohon tunggu...
Rooy John
Rooy John Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma Orang Biasa

God gave me a pair of wings Love and Knowledge With both, I would fly back home to Him

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid-19:The Great Reset, Sebuah Catatan Kritis

5 April 2022   20:30 Diperbarui: 6 April 2022   04:31 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena itu, kebutuhan akan suatu model pemerintahan yang benar-benar kuat kini mengemuka. Pemerintahan yang mampu menciptakan sistem kesejahteraan menyeluruh pada segenap warga sekaligus berkemampuan menghadapi ancaman di masa mendatang. Teori kontrak sosial perlu dilihat dari perspektif yang baru.

Partisipasi politik yang tidak dilembagakan hingga aksi protes membutuhkan bentuk baru guna menangani masalah sosial seperti perubahan iklim, reformasi ekonomi, kesetaraan gender hingga hak-hak LGBTQ. Dalam semua hal itu, generasi muda ada di garda depan perubahan. Meski ada sebersit keraguan tentang peran mereka selaku katalis bagi penaataan akbar (p.43). Secara factual peran generasi muda  meningkat di seluruh dunia seiring revolusi media sosial.

Dalam hal geopolitik, respons pemerintah negara dalam lingkup nasionalisme menjadi sebab lambatnya penanganan pandemi. Suatu pemerintah global kini dibutuhkan.  

Global dalam semua bentuk maknanya. Suatu negara raksasa yang mengacu pada pertukaran nilai luhur antar bangsa, pelayanan masyarakat, keuntungan kapital bahkan data.  Kata yang tepat mungkin adalah tata kelola global. Kata yang bermakna kerjasama aktor transnasional menanggapi masalah global termasuk institusi, kebijakan, norma, prosedur dan inisiasi (p.47).

Dalam hal lingkungan, risiko global di masa datang adalah perubahan iklim (climate change) serta keruntuhan ekosistem. Hubungan antara covid19, perubahan iklim dan keruntuhan ekosistem sukar untuk dikonstruksikan. Namun memahami bahwa penyakit zoonosis merupakan penyakit yang ditularkan hewan pada manusia, maka para ahli dan konsevasionis sepakat, itu berasal dari deforestasi. Akibat hutan sebagai lingkungan hewan semakin dihancurkan, risiko interaksi antara manusia dan hewan terkontaminasi semakin tinggi. Hutan yang hancur juga merupakan penyebab perubahan iklim. Kerusakan hutan sebagai masalah lingkungan berakar pada persoalan sosial ekonomi manusia. Ketika covid19 teratasi, fokus global atas masalah lingkungan selayaknya adalah perubahan iklim.

Penataan akbar teknologi merupakan kelanjutan dari apa yang sudah ada di dunia modern. Digitalisasi. Kecerdasan buatan (artificial intelligent) kini ada di sekitar kita. Drone, pengenal suara dan penerjemah perangkat lunak adalah sedikit contoh. Perangkat telepon pintar hari ini memungkinkan manusia melakukan aktivitas apa saja.

Dalam bidang biologi sintesis, inovasi genetika kini memimpin terobosan perawatan kesehatan. Bioteknologi memang belum mampu menghentikan wabah. Tetapi inovasi baru telah memungkinkan disusunnya urutan genom virus corona jauh lebih cepat berikut diagnose yang lebih efektif. Selain itu, bioteknologi yang menggunakan platform RNA dan DNA memungkinkan pengembangan vaksin yang lebih cepat. Teknologi ini juga memungkinkan hadirnya pengembangan perawatan bioteknologi baru (p.62).

Transformasi digital dalam bentuk teknologi "pengawasan dan pelacakan kontak" telah membantu mengatasi pandemi. Meskipun bukan tanpa tantangan. Para sastrawan dan ilmuan memperingatkan bahaya dystopia manakala “kapitalisme pengawasan” (surveillance capitalism) merampas ruang privasi manusia atas nama data.

Yuval Noah Harari mengingatkan pilihan fundamental yang harus diambil umat manusia antara “kapitalisme pengawas” dan pemberdayaan warga negara. Teknologi pengawasan kini dikembangkan secara cepat. Apa yang sepuluh tahun silam merupakan fiksi kini hanyalah berita basi. 

Kita sadari, pemerintah meminta setiap warga negara menggunakan gelang biometric untuk memantau suhu tubuh dan detak jantung 24 jam sehari. Data pemantauan dikumpulkan dan dianalisis alogaritma pemerintah. Alogaritma yang memungkinkan pemerintah tahu bahwa anda sakit - atau sehat - sebelum anda mengetahuinya. 

Mereka tahu anda berada dimana sebelumnya, siapa yang anda temui. Rantai infeksi akan segera menjadi pendek….Jika anda dapat memantau suhu tubuh, tekanan darah, dan detak jantung seseorang, maka anda juga dapat mengetahui penyebab dia tertawa, menangis, juga marah…Bayangkan Korea Utara di tahun 2030, saat semua warga negara menggunakan gelang biometric 24 jam. Pemimpin besar Korea Utara pasti mengetahui jika anda memarahinya saat mendengarkan ia berpidato - meski anda sama sekali tidak mengekspresikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun