“Tidak!..”
Ontang memotong perkataanku. Dia memakai lagi kemejanya, aku terdiam dengan nada Ontang yang naik dua oktav itu. Sepertinya ontang melarang sekali niatku untuk pergi ke tambang emas. setelah selesai memakai kemejanya dia terlihat bersiap lagi berbicara.
“Dulu, aku juga sama. Berfikiran ingin mengumpulkan modal dari tambang. Untuk berjualan atau usaha apa saja. Tapi setelah mengalami mendapatkan uang banyak dengan cara singkat. Aku tidak tertarik lagi berusaha apapun. Dan itu bukan dialamu olehlu saja, lihatlah orang orang yang bekerja di tambang sekarang. Mereka semuanya bermalas-malasan dan menghamburkan uang saja. Jika sudah habis uangnya, mereka baru bekerja lagi.”
Ontang terdiam sejenak, dia mengambil kopinya perlahan. Tidak perlu meniup lagi sekarang dia langsung meminumnya dengan suara yang khas seperti tadi. Aku masih diam menunggu Ontang yang akan melanjutkan ceritanya.
“Kamu tahu, jika ada perempuan yang sedang menambang, kamu boleh mencolek, menyentuh bahkan menciumnya. Tapi jangan sekali kali kamu mencoba menyentuh lahan galiannya. Karena itu bisa berakibat perkelahian, hingga bisa menjadi ajang saling bunuh..”
“Ada perempuan yang ikut menambang juga?”
Aku memotong perkataan Ontang dengan pertanyaan itu. Karena aku sangat penasaran, ternyata ada juga perempuan yang bekerja di tambang. Ontang menatapku dengan tajam, kemudian dia melanjutkan lagi ceritanya.
“Tidak banyak memang perempuan yang berkerja disana. Jika adapun, biasanya janda yang sudah tidak bisa disebut cantik lagi. Bisa juga perempuan yang ikut suami atau pacarnya. Jika ada yang masih sendiri dan cukup cantik, mereka terkadang memilih menjadi pelayan nafsu lelaki saja. Karena dihutan, mereka akan mendapat bayaran yang berlipat ganda. bayarannya juga menggunakan emas murni, bukan uang. Itu lebih mengurangi resiko daripada harus bekerja mencari emas.”
Aku dan Ontang terdiam beberapa saat. Banyak yang ingin aku tanyakan, namun sepertinya Ontang masih ingin melanjutkan ceritanya.
“Satu hal yang aku banggakan menjadi penambang. Kami tidak pernah membawa masalah hingga keluar area tambang. Jika ada perkelahian disana, maka mesti dihabiskan perkara itu disana juga. Sesama penambang sudah saling mengerti, bahwa kami lebih baik berkelahi hingga mati disana, tapi ketika bertemu di luar. Kami seolah tidak saling mengenal saja.”
“Kenapa disana bisa sering terjadi perkelahian?”