"Iya, ibu tau kalian sedang sibuk. Tapi kalian tidak bisa melanggar peraturan yang sudah ada ya. Ingat kalian sudah beberapa kali melanggar peraturan, jadi untuk kali ini tidak bisa lagi melakukan pelanggaran. Hukumannya kan semakin berat lho. kalian mau di hukum yang lebih berat dari kemarin?"
Dengan segera, perempuan berbaju putih itu meraih tangan pri di sebelah kiri. Dia menariknya perlahan, namum pria itu terlihat menolak dan meronta untuk meplaskan pegangan. Dua kali perempuan itu mencoba meraih tangan pria itu, hingga akhirnya dia mulai merasa kesal.
"Ayooo! Jangan bikin ibu marah kali ini ya. Ayo makan dulu, karena setelah itu akan ada pengarahan dari ibu kepala ya. Nah nanti sore kalian boleh rapat lagi disini."
Dengan sedikit memaksa, perempuan itu meraih tangan dan menarik pria di sebelah kiri itu. beberapa lembar kertas yang di pegangnya terjatuh saat dia dipaksa berdiri untuk mengikuti perempuan tersebut. Sementara pria di sebelah kanan yang sudah dari tadi berdiri, bersiap mengikuti perempuan yang hampir kewalahan memabawa pria disebelah kiri itu.
"Bu, pliiiis dokumen saya, jangan sampai hilang lagi. Itu dokumen kenegaraan yang penting Bu."
Pria itu dengan terpaksa mengikuti perempuan berbaju putih, tangannya di tarik dengan tanpa ragu ragu lagi. Sedangkan tas berwarna hitam yang masih berada di kursi itu di bawa pria di sebelah kanan tadi. Pria itu mengambilnya sambil mengedipkan mata kepada pria di sebelah kiri tadi.
Sebelum mengikuti pria yang ditarik perempuan berbaju putih itu, Pria itu memasukan beberapa majalah bekas yang tadi sempat terjatuh dari tas berwarna hitam milik temannya. Diapun bergegas mengikuti dengan tas yang di bawa di tangan kanannya.
Mereka berjalan menelusuri lorong yang panjang. Disana terdengar beberapa teriakan, tangis dan tawa yang nyaris bersamaan. Sesekali mereka terhenti karena ada beberapa orang di depan mereka mendadak berhenti, yang berhenti itu terlihat berbicara kepada tembok berwarna krem di sampingnya.
Di rumah sakit jiwa itu sedang menunjukkan jam 12 siang. Pada saat itu, memang akan diadakan makan siang bersama kepala rumah sakit. Sehingga para pasien yang dengan kondisi bisa di bawa keluar diikut sertakan untuk makan siang bersama.
Konon katanya, di rumah sakit itu banyak sekali yang mantan politisi dan pejabat. Pernah terdapat isu juga bahwa mereka berpura pura sakit untuk terhindar dari jeratan hukuman di penjara. Mereka lebih senang tinggal disana dan lebih bebas untuk sesekali keluar rumah sakit.
***