Mohon tunggu...
Roni ADP
Roni ADP Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Aktivis Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunga Mawar

1 September 2022   11:03 Diperbarui: 1 September 2022   22:56 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya, kamu juga telah melatihku untuk menahan sesak dada, skenario yang kamu mainkan sangat menarik. 

Apapun asalanya, meskipun tidak direncanakan ataupun terjadi oleh seleksi alam, pada akhirnya proses dan hasil yang dirasakan. 

entah sampai kapan Bab kesakitan ini habis, atau memang, ini Bab Terakhir? jika sudah berakhir buku ini akan selesai, tapi ingat, aku tak akan pernah lupa dengan buku tentang kamu yang berparas cantik namun berduri. 

Jika aku boleh memberi saran, tolong hilangkan duri dalam jiwamu agar kamu tak menyakitkan orang didekatmu. 

kita tak perlu menyakiti hati seseorang untuk bahagia.
Memanfaatkan hati seseorang untuk mengisi kesepian.
Jika dengan begitu membuatmu bahagia, maka  itu tak layak disebut kebahagiaan sejati

Kamu takut akan kesepian dan kesendirian cobalah untuk berteman dengan buku, karena seperti yang dikatakan Bung Hatta "Aku rela dipenjara asalkan berteman dengan buku karena dengan buku aku bebas".

Dan sekarang aku lebih memilih buku. 

Entahlah, apa yang membuatmu sekejam ini, Seperti yang dikata Zainuddin kepada Hayati dalam Novel  Tenggelamnya kapal Van Der wijck, "Demikianlah perempuan, ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil,  dan dia lupa kekejamannya sediri padahal begitu besarnya".

Kamu lebih memilih dia yang berseragam, bermartabat, mapan dan punya kehormatan, sedangkan aku belum kaya, pekerjaan serabutan dan kamu anggap aku ketidakpastian, seperti dalam pesanmu sebelum  menghilang " Aku lebih memilih yang pasti saja".

Taukah kamu, aku sedang berjuang untuk kepastian, untuk memiliki  kamu, kekasih impianku

Katamu, tak ada main dengan lelaki lain, nyatanya banyak lelaki yang kamu mainkan, Jika Kamu mengandalkan rupa, perlu diingat rupa bisa pudar, kemapanan bisa sirna, kehormatan akan jadi kehinaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun