Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Perang Dagang a la Donald Trump

19 Mei 2019   05:30 Diperbarui: 20 Mei 2019   08:52 1575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

China akan bisa menggunakan serangan Trump ini untuk mengalihkan ekspor ke negara-negara yang juga ikut dimusuhi AS. Hal ini sudah terjadi, beberapa negara di Eropa tetap memperbolehkan penggunaan perangkat keras Huawei untuk jaringan 5G.

Baca juga: Mengapa AS membenci Huawei?

Target Negosiasi
Menurut Vox, beberapa target negosiasi perang dagang bisa berbalik akan memberikan insentif bagi perusahaan AS untuk memindahkan pabrik ke China.

Pembatalan pemaksaan transfer teknologi, kewajiban kerja sama dengan perusahaan lokal China, dan adanya risiko spionase industri, adalah beberapa hal yang membuat perusahaan AS untuk berinvestasi di China.

Jika AS berhasil untuk menekan China untuk mengubah kebijakan ini, maka kemungkinan perusahaan AS akan termotivasi untuk investasi di China (sebuah pasar yang sangat besar). Sehingga tujuan Trump untuk meningkatkan produksi perusahaan AS di AS akan bisa gagal. Karena dengan gaji di China yang lebih murah dan pasar yang sangat menggiurkan, perusahaan AS bisa saja memindahkan pabrik ke China.

Apakah Perang Dagang Akan Berlangsung Lama?

Sebuah hal yang sulit ditebak. Dua negara ini hampir sama kuat dalam ekonomi. AS memang pasar utama China. Namun di sisi lain China merupakan pemegang surat utang terbesar AS. Tetapi yang jelas Trump memiliki tenggat waktu (Pilpres AS tahun 2020) sedangkan Xi Jinping boleh dibilang pemimpin seumur hidup.

Namun beberapa skenario Trump untuk menghadapi Pilpres 2020 menggunakan isu perang dagang, hasil analisa Vox, sangat menarik.

  1. Jika China tidak mengalah dan ekonomi AS tetap kuat walau menghadapi perang dagang dan pengenaan tarif. Trump akan klaim bahwa tarif bagus bagi ekonomi AS.
  2. Jika China mengalah dan memberikan konsesi yang besar ke AS. Trump akan mengklaim kemenangan dirinya menghadapi China.
  3. Jika China hanya memberikan sedikit konsesi dan AS setuju. Trump akan mengklaim bahwa kenaikan pasar saham adalah hasil kerjanya. Pasar saham akan naik jika tensi perang dagang menurun.

Melihat rekam jejak Trump pada saat negosiasi NAFTA (AS, Kanada, Meksiko) yang hasilnya tidak terlalu signifikan mengubah perjanjian yang sudah ada. Kemungkinan Trump akan mengambil sedikit konsesi yang diberikan China akan cukup besar. Demi kampanye pilpres 2020.

Pelambatan Ekonomi AS dan China

AS telah meningkatkan tarif untuk barang impor eks China senilai USD 200 miliar per Jumat 10 Mei 2019 dan mempertimbangkan akan mengenakan tarif sebesar 25 persen bagi barang eks China selebihnya (kurang lebih USD 325 miliar).

China juga siap membalas dan akan mengenakan tarif yang sama bagi barang impor eks AS senilai USD 60 miliar per 1 Juni 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun