"Sebaiknya begitu." Rainhard memotong perkataan Cloudy, air matanya sudah tak kuat lagi terbendung, jatuh, membasahi celemek yang menutupi pahanya.
"Aku tak ingin ada yang mengganjal di antara kita, aku hanya ingin kita berpisah baik-baik, karena aku mengenalmu di awal dengan baik-baik, aku tahu, kamu dan Rainbow adalah pasangan serasi, aku mendukung kalian untuk berbahagia." Cloudy menyerahkan tangan Rainbow dnegan berat hati, menyerahkan ke atas tangan Rainhard. "Aku pamit ya. Bo, aku harap kamu sanggup menjaga Rainhard dengan baik. Aku memang tak baik untuknya, aku memang tak bisa membahagiakannya, tapi aku yakin, kamu bisa membahagiakannya, Bo." Air mata Cloudy jatuh. Rainbow menangis, ketika Cloudy mengucapkan kata-kata itu.
Rainhard tak ingin mengatakan sesuatu pada Cloudy. Air matanya terus menetes.
"Maaf sudah merusak kencan pertamamu, tapi, setidaknya aku memilik waktu berpisah denganmu. Kisahmu denganku sudah usai, dan saat ini aku harap kisahmu dengan Rainbow bisa berlanjut, aku harap kalian ada kesempatan untuk kencan kedua dan seterusnya." Cloudy menatap wajah Rainbow, dan memeluknya.
"Permintaan maafmu aku terima." Rainhard dengan berat mengucapkan kata-kata itu.
"Terima kasih, Rain, tenang saja, setelah ini aku tak akan mengganggu hubungan kalian lagi. Aku pamit ya." Cloudy beranjak dan meninggalkan mereka berdua dalam balutan selimut tangisan.
"Bo, sepertinya ini adalah babak baruku denganmu, aku ingin mengenalmu lebih dekat lagi, tak hanya hari ini, tapi seterusnya." Rainhard memandang wajah Rainbow yang tertunduk. "Kamu tak usah takut, aku justru berterima kasih padamu. Terkadang kata-kata yang tak bisa tersampaikan itu suatu saat akan tersampaikan dengan cara yang tak terduga." Rainhard tersenyum, kali ini tak ada lagi kesedihan dalam wajahnya, yang ada hanyalah kelegaan karena akhirnya dia bisa memberikan ruang maaf kepada Cloudy.
Rainbow menarik nafas panjang, "Aku tak peduli apapun masa lalumu, karena aku tak hidup pada masa lalumu, aku hanya ingin menjadi seseorang yang terbaik pada masa depanmu. Semoga cinta menyetujuinya." Rainhard tertawa bahagia mendengar perkataan Rainbow baru saja. "Kok tertawa?"
"Aku bahagia. Aku ingin memelukmu, Bo." Rainhard menyeka air mata bahagianya.
"Kita belum sampai sana, Rain. Tapi, kita sedang menuju ke ara sana, bukan?" Rainbow mengangkat alisnya.
Rainhard mengangguk. "Biar aku saja yang membayar bill-nya."