“Jadi, kamu suka sama Doraemon juga? Aku juga lho Mon… aku punya posternya, mainannya.” Joni, anak cupu itu bercerita panjang lebar mengenai hobi dan kesukaannya yang selalu disama-samakan dengan hobi dan kesukaan Monica.
Monica menjadi enek melihat muka Joni yang cupu abis!
“Jon, kita pulang ya? Aku udah ngantuk nih…” Monica berpura-pura menguap.
“Iya, yah udah jam setengah Sembilan, pantesan kamu udah ngantuk.” Ucap Joni dengan nada polosnya. Monica lebih enek ketika melihat sepeda butut milik Joni. Tapi mau bagaimana lagi, dia harus menerima Dare dari teman-temannya.
Sesampainya di rumah Monica segera melambaikan tangan dan tersenyum masam kepada Joni. Monica segera mencari ponselnya dan segera menghubungi Mario untuk menjemputnya. Baru kali ini di dalam hidupnya Monica menjalani dua kencan dalam satu malam.
“Eh Mon, gimana nih, kencanmu dengan si Joni itu?” ujar Brenda sambil menyeruput es tehnya. Jeffry, Brenda, Hans, Gladys, Erik dan Monica saat itu sedang berkumpul di sebuah kafe. “Tinggal 3 hari lagi lho… atau kamu mau Dare yang lain?” Brenda menggoda Monica. Teman-temannya yang lain tertawa bahagia melihat ekspresi Monica yang super bête.
“Ga terasa aku udah jalan 4 hari sama si oon itu!” ucapnya dengan kesal, dia melipat kedua tangannya di depan dada. Brenda dan Gladys tertawa lepas, beberapa orang di kafe itu mengamatinya.
“Lain kali deh, kita main permainan itu lagi… eh tapi, gimana caramu buat mengalihkan Mario dari si Joni?” Jeffry melipat tangannya di atas meja.
“Ga tau aaaah… udah bahas yang lain aja!” sifat asli Monica yang cerewet itupun keluar.
Akhirnya mereka berlima mau tidak mau mengalihkan pembicaraan tentang Hubungan Monica dengan Joni itu menjadi topik yang lain.
Monica mengerjapkan matanya beberapa kali ketika mengetahui Joni membawakannya bunga Mawar merah kesukaannya di dalam kencannya dengan Joni di hari kelima.