Sementara, kekerasan verbal atau lisan pada dialog-dialog di sinetron sama sekali tidak ada tindakan. Hal-hal seperti adegan bully atau perundungan, pertengkaran, perdebatan, dan sebagainya.
Masih mengenai sensor, pertanyaannya adalah mengapa dada perempuan wanita Barat tidak boleh dilihat di TV, sedangkan lekuk tubuh gemulai nan aduhai penyanyi dangdut berkostum ketat boleh dilihat, apalagi jika pantat sudah bergoyang? Itu kan sama nikmatnya lho..
Apakah KPI dan LSI anti asing, hanya suka yang lokal?
Yang ingin saya katakan adalah jika ukuran pengawasan adalah dampak positif-negatif, semua hal mengandung dua sisi baik-buruk tersebut. Maka ketika ingin diaplikasikan kepada berbagai elemen broadcast melalui regulasi (tertulis dan apalagi tidak tertulis), itu akan menjadi rumit.
Kita tahu rupa kekerasan bisa bermacam-macam seperti kekerasan fisik dan verbal. Dampaknya bisa baik, bisa buruk. Sama dengan paha wanita, bisa menjadi estetika kecantikan semata atau rangsangan seks; tergantung otak siapa yang menterjemahkan itu semua dan tidak semua agama menganggap paha wanita itu 'dosa' para pria.
Sesuatu yang kita lihat bisa menjadi edukatif atau menjadi inspirasi kita melakukan hal-hal yang buruk.
Penayangan korban suatu kasus kriminal dan pengeksploitasian anak dalam kegiatan bisnis bisa berdampak sama buruk, tetapi mengapa respon pengawasannya dibedakan? Sehingga regulasi dan pengawasan tersebut tidak imbang.
Intinya adalah dasar pemahaman dan regulasi dari sistem pengawasan siaran-siaran tidak begitu kuat untuk dijadikan satu acuan. Semuanya menjadi debatable karena sudut pandang yang beragam dicoba untuk di generalisir.
Akibatnya juga sekarang kita tidak bisa mendeskripsikan secara pasti: Apa sih kriteria mutu siaran itu?
Antara Siaran dan Rating
a. Perusahaan Broadcast
Di mana ada gula, di situ ada semut. Perusahaan-perusahaan broadcast pasti selalu berorientasi kepada uang, bisnis. Program-program mereka didesain untuk mencari profit melalui sponsor. Sponsor tentu ingin melihat perkembangan perusahaan broadcast, salah satunya dilakukan melalui rating. Wajar.
Tetapi kewajaran itulah yang menghambat kreatifitas dunia broadcast.