Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Pertanyaan Penting untuk Hannah (Tamat)

10 April 2017   04:05 Diperbarui: 10 April 2017   12:00 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Simon dan bodygurad-nya keluar dari pintu lobi. Para awak media langsung menyerbu pak Simon dan menghujaninya dengan berbagai pertanyaan. Seperti biasa, pak Simon hanya mengangguk-anggukan kepala sembari tersenyum. Rupanya ia keluar untuk memenuhi undangan makan malam dari Gubernur.

Sebentar pak Simon..” dengan lantang Hannah menghadang pak Simon tepat dihadapan pak Simon. Semua yang ada di sana terkejut melihat tingkah Hannah. Wajahnya sangat serius dan fokus menatap pak Simon. Brandon juga terheran-heran sekaligus kagum melihat kegigihan Hannah. “Apa yang ia pikirkan sekarang..” tanya Brandon dalam hatinya.

Bapak Simon, apa yang masyarakat Indonesia dapat lakukan untuk membantu masyarakat Mogadishu?

Oh! Brandon dan semua yang ada di situ langsung terdiam membisu. Perasaan mereka bercampur aduk mendengar pertanyaan Hannah yang sepertinya tidak lazim. Ia bersikap seolah sedang menanyai ayahnya sendiri dan seolah masyarakat Mogadishu adalah keluarganya sendiri.

Pak Simon tersenyum, tapi tidak lama kemudian matanya berkaca-kaca. Ia menjawab pertanyaan Hannah.

Itulah pertanyaan yang paling penting! Saya telah melihat penderitaan yang luar biasa menyakitkan yang dialami masyarakat Mogadishu. Mereka berperang melawan saudaranya sendiri, kaum mereka sendiri. Dampak perang saudara ini begitu hebat sampai-sampai anak-anak disana banyak yang menderita busung lapar, orang-orang dewasa mati sia-sia menjadikan anak-anak mereka yatim piatu.

Dan yang dilakukan kebanyakan orang di dunia hanyalah menyaksikan penderitaan masyarakat Mogadishu di TV dan koran. Setelah itu dunia mematikan TV dan menyimpan korannya di bawah meja, lalu melupakan apa yang telah dunia ketahui sebagai penderitaan yang hebat. Nilai-nilai kemanusiaan hampir musnah di Mogadishu.

Kehadiran saya di sini adalah untuk mengharapkan bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia. Pertanyaannya adalah apa yang bisa Anda lakukan untuk Mogadishu? Itulah yang terpenting dan hanya itulah yang perlu Anda ketahui sekarang.

Semua semakin membisu, suasana menjadi hening! Tidak ada yang bersuara beberapa saat.

Saya akan menyurati Indonesian Urban untuk wawancara eksklusif dan Anda bisa menjadi orang pertama yang melakukan itu dengan saya, nona.” Kata pak Simon kepada Hannah tanda ia mengakhiri pembicaraan.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun