Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hentikan, Ayah..! (Bagian 4 - Tamat)

7 April 2017   01:19 Diperbarui: 7 April 2017   09:00 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangan Jefri gemetar begitu hebat dan ia bermandikan keringat dingin. Tidak ada yang menjelaskan apapun kepadanya. Barulah ia sadar setelah mendengar percakapan-percakapan orang-orang di situ.

Mereka adalah sindikat narkoba! Mereka mengambil bugkusan-bungkusan berwarna perak dan cokelat dari balik timbunan buah-buahan yang mereka bawa dari Riau. Ya Tuhan, mereka memperalat Jefri dan sekarang Jefri adalah...... seorang kriminal..!

Di luar, pasukan polisi sudah mengepung tempat itu. Burhan terlihat panik dan ia melepaskan tembakan pertama ke arah polisi di dekat pagar. Tidak sampai hitungan menit, terjadilah baku tembak di antara mereka. Jefri tetap berlindung di bawah kolong meja ketakutan.

Aksi tembak-menembak akhirnya berhenti, tapi ini belum usai! Banyak di antara anggota sindikat narkoba itu berjatuhan mati tertembak. Kodir tertembak tepat di jantungnya dan Burhan tertembak di banyak bagian. Hanya ada 4 orang tersisa di dalam rumah itu termasuk Jefri!

Gimana sekarang.. Kodir udah mati..” kata seorang penjahat. “Kita serang aja lagi, lebih baik mati daripada dipenjara..!!” jawab yang lain. Jefri segera menyanggah “Jaangaan.. berhenti!! Sudah cukup..! Saya punya anak istri.. kasihani saya.. saya tidak mau matii..!!” Tapi tidak satupun dari para penjahat itu yang memperdulikan Jefri. Baku tembak dilanjutkan!

Hanya dalam waktu sekitar 9 menit polisi berhasil menembak mati sisa 3 orang anggota sindikat tersebut. Jefri sangat kebingungan dan panik.. apalagi setelah ia melihat regu polisi mendobrak pagar. “Mereka Akan masuk ke rumah!”.

Berhentiiiiii...!” teriak Jefri. Regu polisi langsung mengambil posisi bertahan kembali. Mereka pikir sudah tidak orang yang selamat di dalam. Dengan menggunakan pengeras suara, polisi mengultimatum Jefri untuk segera keluar menyerahkan diri atau polisi tidak akan segan menembak dirinya.

Jangan mendekat! Kami masih banyak dan saya mau negoisasi..!” Jefri berusaha mengulur waktu untuk berpikir bagaimana cara keluar dari sini. Ia telah diperalat orang-orang jahat, ia dijebak!

Polisi percaya ucapan Jefri. Sebelumnya polisi mendapatkan laporan intel yang mengatakan bahwa jumlah komplotan itu ada sekitar 40-an. Tapi polisi tidak tahu Kodir cs tidak lebih dari 20 orang saja dan semua sudah tewas. Tinggal Jefri sendiri!

Jefri menghubungi Ervina melalui handphone dan langsung menceritakan semua kejadiannya. Ervina hampir tidak percaya dengan apa yang baru dia dengar. Dengan panik Ervina meminta Jefri untuk menyerahkan diri dan menceritakan apa adanya ke polisi. Tapi Jefri menolak dengan keras.

Ayah sudah memegang 25 juta. Sarah membutuhkan uang ini.. Ayah ingin anak kita kembali seperti sebelumnya.. mereka ga akan percaya cerita ayah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun