“Aku yang masak, ayah. Sop kentang kesukaan Ayah. Hihi..” Jawab Sarah.
“Masa? Pasti masakan anak ayah enak bingits”
“Enak dong, yah! Kan pake tangan ibu. Hihi.. hihi” Sarah tertawa lagi.
Tiada hari tanpa tawa Sarah, suara yang membuat pasangan Jefri-Ervina merasa bahagia setiap harinya. Pernah suatu hari mereka sedang kebingungan karena harus bayar listrik dan mereka bahkan tidak tahu harus makan apa besok. Tapi mereka menghadapi semua masalah dengan senyuman, dengan hati yang tulus dan sabar. Dan memang tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan keluarga Jefri, meskipun masalah datang silih berganti.
Sarah sudah tertidur di karpet depan TV. Ervina memandang ke arah suaminya itu keheranan. Tidak biasanya Jefri sediam ini. Jika ditanya, Jefri mengatakan tidak ada masalah apa-apa sama sekali. Ia hanya kelelahan katanya.
Setelah memindahkan Sarah ke kamarnya, Jefri dan istrinya tidur dengan pulas....
Keesokan harinya, seperti biasa Jefri mencium kening istri dan putrinya sebelum berangkat. Pagi itu ia tidak dapat berhenti tertawa mendengar lelucon Sarah. “Aku sungguh beruntung memiliki keluarga yang membuatku selalu bahagia” kata Jefri dalam hati. Jefri berangkat kerja dengan hati senang.
“Pak Jefri, tolong ambilkan stok materai di bawah ya.” Pak Joko adalah pemimpin perusahaan itu, ia atasan Jefri. Walaupun Jefri bekerja sebagai cleaning service, Jefri sering mendapatkan uang tips dari sampingannya menjadi office boy di kantor itu. Jefri turun ke bawah menggunakan tangga. Ia menitipkan materai yang dipesan pak Joko ke Mila, sekretaris atasannya.
Pada saat makan siang bersama teman-temannya, Jefri sedang mengambil teh dingin untuk minum ketika..
Praang..!!
Gelas yang dipegang Jefri jatuh dan pecah. Semua orang yang ada di kantin terkejut.