Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengontrol Kualitas Belajar Anak di Rumah

13 Maret 2017   17:15 Diperbarui: 13 Maret 2017   18:17 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang-tua yang memiliki anak usia sekolah dihimbau untuk berperan aktif meningkatkan kualitas pendidikan anak. Peran keluarga adalah salah satu kunci keberhasilan anak untuk menguasai pelajaran. Sediakanlah waktu yang cukup dengan motivasi yang kuat untuk membimbing anak belajar di rumah.

✍ Berikut ini adalah hal-hal yang bisa diperhatikan untuk menunjang kualitas belajar anak di rumah.

1. Kondisi fisik anak.

Anak harus dalam keadaan sehat. Bahkan hanya menderita sakit flu, anak tidak akan mencapai tingkat konsentrasi yang cukup untuk belajar.

Jangan meminta anak Anda untuk belajar sepulang sekolah atau setelah les/kursus atau setelah melakukan kegiatan yang berat. Fisik anak tentu akan lemah kelelahan dan kemampuan berpikirnya juga akan berkurang. Jangan dipaksakan.

2. Kondisi psikologis anak.

Anak harus bahagia. Lihatlah dulu kondisinya, sebagai orang-tua tentu tahu jika anaknya sedang senang, biasa, marah atau sedang bersedih.

Tanyakan terlebih dulu apa saja aktifitasnya hari ini, bagaimana keadaan di luar sana, bagaimana kabar teman atau gurunya dan sebagainya.

Ada masalah-masalah anak yang dapat segera diselesaikan dan ada juga yang membutuhkan waktu agar anak kembali ceria. Jika ada sesuatu yang terlalu membebani pikiran anak, jangan paksakan ia untuk memulai pelajaran.

3. Memilih waktu belajar.

Lebih baik kegiatan belajar anak di rumah dilakukan dengan jadwal yang rutin.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa waktu anak belajar sebaiknya jangan setelah ia melakukan aktifitas berat/panjang.

Kegiatan belajar di rumah sebaiknya jangan terpotong dengan kegiatan lain. Pastikan waktu belajarnya cukup.

Pilihlah waktu yang paling tepat dan tentukan lama belajar yang paling sesuai.

4. Memilih tempat belajar

Memang dianjurkan tempat belajar anak haruslah di lingkungan yang bersih, sehat dan tenang.

Jika Anda hanya memiliki rumah yang kecil dan sempit, itu pun tidak apa selama perasaan Anda dan anak bahagia. Tapi perhatikan, keadaannya haruslah dalam kondisi yang tenang untuk belajar. Jadi hindari hal-hal yang dapat memecah konsentrasi anak belajar seperti suara TV atau obrolan dengan anggota keluarga yang lain.

Sesekali ajaklah anak Anda keluar rumah untuk belajar. Cari tempat seperti taman atau perpustakaan umum dan sebagainya.

5. Persiapan orang-tua.

Kita benar-benar harus sabar menghadapi segala kekurangan dan kelebihan anak selama proses belajar di rumah. Kita harus selalu bijaksana dalam bersikap dan berkata-kata terhadap anak.

Orang-tua sebaiknya juga memiliki pengetahuan-pengetahuan dasar dan wawasan yang luas untuk membimbing anak belajar. Jika kita tidak tahu jawaban untuk pertanyaan yang diberikan anak, jangan berhenti pada jawaban “Tidak tahu”. Bantulah anak Anda mencari jawaban atas pertanyaannya.

Jika ada suatu materi yang tidak kita pahami, bertanya pada anggota keluarga yang lain atau kepada tetangga-tetangga adalah pilihan yang bijak. Benar atau salah jawaban yang didapatkan tidak terlalu menjadi persoalan, tapi anak akan melihat dan teredukasi bahwa ia tidak boleh menyerah mencari jawaban akan sesuatu. Esoknya, anak bisa langsung bertanya kepada gurunya.

Orang-tua juga harus dalam keadaan yang cukup sehat dan jangan sambil merokok atau sambil makan. Kita harus menjaga anak untuk tetap fokus.

Ingatlah, menurunnya kualitas belajar anak sering bukan dari faktor anak, tapi dari kesalahan keluarganya sendiri.

6. Antisipasi gangguan.

Seringkali di tengah proses belajar anak merasa cepat lelah atau bosan, lalu ia menjadi malas. Jika kita paksakan untuk melanjutkan pelajarannya, anak bisa menjadi stress. Di banyak tempat, hati anak akan menjadi marah lalu berontak.

Tunjukkanlah rasa cinta Anda terhadap anak dengan cara menghargai perasaan anak.

Ada saatnya orang-tua harus kreatif. Jika melihat tanda-tanda kelelahan atau kebosanan dan waktu belajar belum habis, selingi dengan candaan atau waktu istirahat sebentar (jika terlalu lama istirahat, orang-tua dan anak bisa jadi malas melanjutkan). Jika rasa jenuh itu tidak tertolong, jangan dipaksakan.

Orang-tua juga dapat memikirkan hal-hal kreatif untuk dijadikan metode mengajar. Orang-tua yang suka menggambar bisa mengajar melalui gambar tangannya; yang suka bercerita bisa mengajar sambil bercerita tentang pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan materi pelajaran; yang suka musik bisa sambil mengiringi anak belajar dengan permainan musiknya. Orang-tua yang kreatif juga bisa memanfaatkan barang-barang yang ada di rumahnya untuk dijadikan alat peraga mengajar.

Pemilihan waktu yang tepat juga termasuk antisipasi agar proses belajar tidak terpotong.

Yang benar-benar harus kita jaga juga adalah hati anak. Kita harus menjaga anak untuk tetap merasa nyaman dan bahagia.

Orang-tua juga harus aktif memantau perkembangan anaknya di sekolah. Carilah informasi dari laporan gurunya atau teman-temannya di sekolah. Ini untuk memastikan anak Anda mendapatkan kualitas belajar di sekolah; ini penting dilakukan karena jika ia tidak mendapatkan pengajaran yang benar dari sekolah, anak jarang mampu menjalankan aktifitas belajar di rumah.

Pelajarilah sistem hubungan orang-tua murid dan pihak sekolah agar perhatian kita tetap terkoneksi pada kualitas pendidikan anak.

Berkomunikasi dengan pihak sekolah juga merupakan kontrol orang-tua terhadap aktifitas anak di luar rumah. Pastikan anak Anda tidak terlibat tindak kriminal, mengkonsumsi narkoba dan minuman keras, tidak terlibat seks bebas atau terjerat ancaman kejahatan seks, tidak mem-bully temanya dan tidak di-bully dan tidak terlibat hal-hal buruk lainnya.

**

Inti dari kegiatan anak belajar di rumah adalah untuk memastikan anak mampu menguasai pelajaran yang ia dapatkan di sekolah. Kualitas belajar di rumah sangat penting untuk menunjang kemajuan pendidikan anak Anda sendiri.

Terima kasih sudah membaca. Jika ada tambahan mohon disampaikan di bagian komentar artikel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun