Mohon tunggu...
Rona Budiawan
Rona Budiawan Mohon Tunggu... Lainnya - rona_inlife

Dapatkan keajaiban dari membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dilan Versi Gue Episode 18

19 Agustus 2021   15:16 Diperbarui: 22 Agustus 2021   08:44 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wattpad/ronabudiawan

Baca dlu sinopsisnya

Baca juga episode sebelumnya 

Dilan versi gue eps.18 (mendung penuh duka)

Pagi telah berlalu,satu per satu teman beni yg terlibat tawuran sudah di perbolehkan pulang setelah di jemput orang tuanya,

sebelum pulang mereka di berikan arahan terlebih dahulu oleh petugas kepolisian,tak lupa mereka membuat surat perjanjian agar tidak mengulang hal tersebut,

Beni terdiam di sudut ruang penjara,
Dalam benaknya iia berpikir kenapa yg lain sudah di perbolehkan pulang,

"Tapi yasudahlah,toh ini konsekuensi yg harus beni jalani"

Dalam hening beni mulai mencoba memutar otak agar tidak terjadi tawuran antar geng motor lagi,

"tapi caranya bagaimana,dendam di antaranya sudah mengakar rumput,

Seperti bara yg tertiup angin di antara dedaunan kering yg menjadikannya api,dan terus menjalar menghanguskan bumi,

Jika demikian adanya aku harus menjadi tetesan air untuk memadamkannya,tentunya tidak cukup hanya setetes air,

Aku perlu tetesan lainnya yg menjadikannya hujan lebat sebelum terlambat,

Cukup ini tetakhir kalinya,aku akan coba mengumpulkan akbar,andre, dan mereka di dalamnya untuk membuat kesepakatan,

Walaupun berbeda setidaknya ada pertemuan yg bertujuan baik di antara mereka,

Semoga perbedaan di antaranya bisa di selaraskan,atau minimal dengan pertemuan itu mereka paham bahwa mereka adalah berbeda dan di antaranya saling menghargai perbedaan mereka,"

Beni sudah bulat untuk merencanakan pertemuan antar kedua rival geng motor yg sering berselisih tersebut setelah iia keluar dari penjara,

Teeettt....teeeettt...teeettt...

Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi,

Adam mengemas bukunya yg terlihat sudah lusuh,tak aneh klo buku itu lusuh,karna semua catatan mata pelajaran dia kumpulkan di satu buku yg iia lapisi sampul warna coklat itu,

Setelah memasukan buku ke tasnya adam mendekati resha yg masih duduk sambil memegang ponselnya,

"hayu cha,jdi jenguk akbar ke rumah sakit gkk?"
Ajak adam

"Gkk tau nie dam,andre blm bilang iya,dia cma bilang mau jemput adiknya diani terus jemput saya,
Pling nanti aku nyusul aja deh,kalian dluan aja,"
Jelas resha

"Adiknya andre cantik gkk cha?
aku bareng kamu aja deh...hehee"
Tanya adam iseng

"Huuuu....Cantikan aku lah"
Jawab resha sambil mengibaskan rambutnya

melihat resha yg centil adam mengkerutkan dahinya sambil berpamitan
" ya sudah cha,aku pergi duluan,mau nyamper melani dulu"

Adam pun meninggalkan resha dan melanjutkan langkahnya keluar ruang menuju kelas melani,

Melihat masih ada guru di kelas melani,adam duduk menunggu di bawah pohon,terlihat dari kejauhan melani mulai merapihkan alat tulisnya,

Adam melihat melani penuh kagum,pantas saja beni begitu memujanya,

Pa fuad sudah keluar dari ruang kelas melani,di susul siswa siswi di belakangnya,

Adam mendekati melani dengan melambaikan tangannya yg mencuri perhatian siswa lain,

Sadar siswa siswa lain melihatnya,adam menurunkan tangannya sembari tersenyum pada melani,

"Hai mel...resha katanya mau nyusul aja,dia gkk tau andre mau ikut atau ngga,jdi dia nyuruh kita dluan"
Ucap adam menjelaskan

"Ya udh dam,kita duluan aja keburu sore"
Ajak melani

"Kita kesana naik ap mel,mau pake driver aku atau naik apa?"
Tanya adam

"Naik bus aja deh,gkk jauh jga kan dri sini"
Ajak melani

"Ehh...mending sama driver aku mel,biar gkk banyak berhenti,"
Ucap adam sambil tersenyum

"Wuu...terserah kamu lah dam..."
Jawab melani menggelengkan kepala

Adam menelfon drivernya,untuk memastikan posisi parkir mobil adam,

Mereka sepakat untuk bertemu di depan gerbang sekolah....

Di dlm saku jaket resha terasa getaran dari hpnya,
Di lihatnya panggilan telefon dari andre,iia langsung mengangkat telfon tersebut,

"Beb,saya gkk jadi ngejenguk beni kita langsung ke rumah rio aja sekarang,tadi dapet kabar rio meninggal di rumah sakit jam 11:00,"

Terdengar suara andre yg terlihat panik

"Innalilahiwainnaillahi rojiun
Iya hayu syang,saya tunggu di gerbang sekolah ya"
Jawab resha

"Ok beb"
Andre pun mengakhiri panggilan

Resha bergegas ke gerbang sekolah,
Iia melihat adam dan melani yg sudah berdiri di dekat gerbang,

"Adam,melani..."
Teriak resha menghampiri

"Saya gkk jadi ke RS ngejenguk akbar ya,sama ngejenguk beni juga keliatannya gkk bisa mel,"

"Knp cha?"
tanya melani

"Barusan saya dapet kabar dari andre,klo rio meninggal di RS gara-gara tawuran kemarin"
Jelas resha

Siapa rio cha?
Tanya adam

"Dia tmen geng motor andre dlu"
Jawab resha

"Innalilahiwainnaillahi rojiun,
Ini nih,yg saya gkk suka dari tawuran,klo sudah ada korban meninggal gini kan sudah gkk lucu lagi, ya sudahlah cha, hati-hati ya,
Itu driver gue udh dateng,kita dluan ya,
Ayoo mel..."
Ajak adam

"Kita duluan ya cha,hati-hati di jalan"
pamit melani pada resha

Adam dan melani menuju RS untuk menjenguk akbar,
Sedangkan ressa dan andre bergegas melayat ke rumah rio

Resha,Andre dan adiknya Diani tiba di rumah rio, setelah menyampaikan ucapan duka pada pihak keluarga, Andre menghampiri sekumpulan teman geng motor nya dan menanyakan penyebab tawuran tersebut,

Bergantian di antara mereka menjelaskan kronologi,
Diketahui bahwa awalnya mereka tidak terima karna Rio di hajar oleh akbar dan temannya, beberapa dari kami langsung melakukan serangan balasan ke Akbar,
Setelah sukses menghajar Akbar,kita menanyakan penyebab permasalahan ke Rio,ia menjelaskan bahwa Akbar merasa tidak terima bahwa adiknya di permainkan Rio,padahal kenyataannya hanya salah paham yang belum sempat di jelaskan oleh Rio,ia sering bercerita bahwa sering kali merasa tidak nyaman kepada yolen karena ia sering tidak menepati janji dan yolen selalu mengeluarkan uang untuk Rio karna memang ia jarang membawa dompet,di sisi lain ia juga pernah bercerita bahwa sepupunya dari Jakarta yang sedang mengambil cuti kuliah main ke Bandung,dan yang menjadi masalah adalah sepupu Rio pernah menelfon dengan Omelan khasnya dan kebetulan di angkat yolen,memang yolen tidak mempermasalahkan hal tersebut,tapi terlihat perilakunya mulai aneh sejak saat itu,karna Rio merasa bersalah ia membeli sebuah hadiah untuk yolen,ketika akan memberikannya Rio lupa membawa hadiah tersebut,biasalah...Rio memang dari dlu kan pelupa, akhirnya ia minta tolong sepupunya untuk membawakannya ke sebuah mall ketika Rio dan yolen sedang main bersama,sekalian menjelaskan kesalah pahaman mengenai telfon kepada yolen,ketika sepupunya memberikan hadiah tersebut kepada Rio,yolen merespon dengan amarah lalu pergi dengan kata putus,selama itu Rio tidak bisa menghubungi yolen,dan kesalah pahaman itu terus berlarut dan menjamur hingga semua menjadi seperti ini.

"Jadi begitu ya" jawab Andre sambil memikirkan sesuatu,
Ia pun berpamitan meninggalkan rumah duka di susul Diani dan Resha.

Kembali cuaca mendung menghinggapi kota bandung,

Setiba di rumah sakit,adam dan melani bergegas menuju ruangan tempat akbar di rawat,

Mereka bertemu keluarga akbar,
Terlihat kondisi akbar yg blm sadar berbaring di atas kasur,dengan perban mengikat kepalanya,

mendengar informasi dari keluarganya,
Akbar blm sadarkan diri semenjak di bawa ke rumah sakit, kepalanya terkena benturan sehingga terjadi pendarahan yg cukup serius,

Terlihat kesedihan tercermin dari raut wajah ibu akbar,matanya berkaca-kaca menahan pilu,

Melani dan adam mencoba meneguhkan hati ibu akbar yg sedang hancur...

Sekitar 30 menit di rumah sakit adam dan melani berpamitan meninggalkan rumah sakit...

"Kita langsung ngejenguk beni mel?,"
Tanya adam di dalam lift yg sedang menuju lobby rumah sakit,

"iya dam,keburu kemaleman"
Jawab melani singkat,iia nampak memikirkan sesuatu,pandangannya kosong tapi menyimpan tanya

"kamu baik-baik aja mel"?
Tanya adam sambil keluar lift

"Gpp dam,driver kamu udh di lobby?"

"Udh mel,barusan saya WA"
Jawab adam

Mereka bergegas ke dalam mobil dan menuju kantor polisi untuk menjenguk beni,

Jalanan mulai basah oleh rintikan air hujan,kepadatan kendaraan di sore hari mulai membentuk barisan panjang,

"Dam...saya gkk enak hati gini knp ya?"

"Knp mel ada sesuatu yg mau di ceritakan kah"?
Tanya adam yg memang melihat keanehan dari melani

"Saya takut dam,saya ngerasain bakal ada suatu hal yg gkk baik,tapi gkk tau apa...yg jelas saya teringat tawuran kemarin..."
Jelas melani

"Ya sudahlah mel...be positif thingking aja,semoga semua akan kembali membaik"
Jawab adam

Mereka saling diam di dalam mobil,menatap ke jendela kaca luar yg tersamarkan tetesan air...

Setelah menempuh perjalanan 20 mnit akhirnya mereka tiba di kantor polisi,waktu yg sebenarnya bisa di tempuh lebih cepat andai tidak macet,

Adam dan melani berlari pelan dari tempat parkir menuju kantor polisi,gerimis kecil blm berhenti membasahi bumi,

Tak lama menunggu,akhirnya beni keluar dengan senyumnya yg mengembang di dampingi petugas polisi,

Haii dam,mel...makasih ya dah mau kesini,padahal santai aja...
Sapa beni riang

Mereka duduk di kursi yg sudah di sediakan dan mulai berbagi cerita,
Beni terlihat sangat terhibur akan kehadiran melani dan adam,

Di sisi berseberangan melani terlihat sedikit menyimpan kekuatiran di balik tawanya,adam mencoba menjadi penyeimbang suasana agar terlihat lebih santai...

tidak terasa waktu menjenguk hampir habis,

"Ben,gue dluan,mau ke toilet dulu,sekalian pamit ya'"
Ucap adam memeluk beni

"saya nunggu di luar aja ya mel,kamu nyantai dulu aja di sini"

Adam berpamitan keluar terlebih dahulu untuk memberi kesempatan beni dan melani bicara berdua,

Setelah adam keluar tiba-tiba melani meneteskan air mata,

"Kenapa mel... Kamu baik-baik aja kan?"
Tanya beni berusaha mengusap air mata melani,

"Aku kuatir ben,perasaanku gkk karuan,tadi denger dari resha klo rio temen andre yg kemarin terlibat tawuran meninggal,terus tadi saya jenguk akbar,dan kondisinya sangat menguatirkan, dia masih terbujur koma tak berdaya"
Jelas melani

Beni sedikit terkejut mendengar cerita melani,iia tak menyangka klo ada korban jiwa di balik tawuran kemarin

"Sabar ya mel, saya akan coba mediasi kedua pihak geng motor ini,selepas bebas dari sini nanti saya ketemu andre"
Beni berusaha menenangkan melani

Di luar sana adam duduk menunggu melani sambil membuka HP, iia terkejut ketika melihat cahya membuat status " Innalillahi wainnailahi rojiun...tenang di sana ya akbar"

Tak pikir panjang adam langsung menelfon cahya

dan ternyata info tersebut memang benar bahwa akbar telah meninggal,
Adam berlari ke dalam untuk memberi tahu beni dan melani,

"Ben,mel... akbar meninggal"
Ucap adam sambil terengah-engah dengan nafas yg tidak menentu

Beni seakan di sambar petir,dia tidak percaya klo sahabatnya semenjak SMP itu telah tiada,suasana menghening,air mata berguguran membasahi lantai...tak ada kata terucap...

Episode selanjutnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun