Mohon tunggu...
ROMO NTB
ROMO NTB Mohon Tunggu... Wiraswasta - muslim, plural, akar rumput

Aku adalah apa yang diinginkan Tuhan atas diriku

Selanjutnya

Tutup

Money

Wisata Industri NTB, Peluang Pengembangan Wisata Berbasis Industri Lokal

21 Maret 2022   19:53 Diperbarui: 23 Maret 2022   00:49 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rinjani, Ikon Wisata NTB (Sumber Gambar : www.detik.com)

Konsep Pengembangan Wisata Industri

Berbicara pariwisata, sejauh ini identik dengan pemandangan alam, pantai, gunung dan hutan. Pun, patron lokasi wisata tidak pernah jauh dari lokus tersebut. Menjual keindahan alam, panorama, dan keindahan sebuah tempat. Spot swafoto menjadi salah satu nilai jual yang tidak lepas dari koridor konsep pariwisata ini.  

Bahkan konsep desa wisata, yang saat ini sedang berkembang pun tidak lepas dari menjual keindahan sebuah panorama alam atau spot lain yang bersifat alami. Dalam konsepnya, sebuah lokasi wisata bisa dibuat selama memenuhi unsur 4 A, yaitu Atraksi, Aktifitas, Aksesibilitas dan Amenitas. Keempat konsep tersebut apabila dapat dipenuhi oleh sebuah lokasi atau dibuat menjadi seperti itu, maka lokus atau objek tersebut layak untuk dijual sebagai sebuah destinasi wisata.

Provinsi  NTB merupakan salah satu destinasi wisata nasional. Siapa yang tidak kenal dengan panorama pantai Senggigi, keindahan Tiga Gili, atau wisata alam Gunung Rinjani dan Tambora. Tidak ketinggalan, Pulau Moyo dan Pulau Satonda yang melegenda, saat ini Pantai Pink di Jerowaru Lotim dan Kawasan Gili Balu di Sumbawa Barat telah mulai dilirik sebagai destinasi wisata baru yang sedang naik daun. Tidak lepas pula destinasi wisata lokal yang telah terkenal di seantero NTB, wisatawan mulai berdatangan dan mendatangkan pendapatan untuk daerah. 

Memberikan multiflier effect yang luar biasa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Tidak bisa dipungkiri, sebagian besar dari destinasi wisata tersebut tidak lepas dari konsep di atas. 

Menjual keindahan alam, panorama, dan hasil karya Tuhan Yang Maha Esa. Konsep wisata artifisial belum menjadi trend, hal ini mungkin karena konsep bahwa pengembangan destinasi wisata pastinya butuh biaya besar, investasi tinggi, dan hanya bisa dilakukan oleh sekelompok pemilik modal dengan konsep bisnis yang rumit dan tidak terjangkau oleh khalayak ramai. 

Melihat peluang pengembangan wisata dari sudut yang berbeda harus dilakukan. Sebagai strategi pengembangan wisata. Konsep pengembangan desa wisata dalam membangun wisata berbasis potensi desa cukup menarik untuk disimak. Potensi desa adalah nilai jual. Menarik minat publik untuk berkunjung ke desa dengan mengedepankan potensi desa. Strategi ini cukup menarik, dan telah diinisiasi oleh beberapa desa di Provinsi NTB sebagai basis pengelolaan desa.

Sejalan dengan konsep desa wisata, pelaku industri khususnya industri kecil pun pada prinsipnya memiliki peluang sama untuk menjadi objek wisata baru. 

Konsep ini dibangun dengan melihat peluang wisata yang dapat dibangun dari sebuah aktifitas industri. Edukasi tentang proses produksi sebuah produk dapat menjadi nilai jual. Menghibur, selain menambah pengetahuan. Sembari berwisata, minat untuk berwirausaha akan tumbuh setelah melihat proses produksi. Kerjasama bisa terbangun, manfaat lain silahkan didiskusikan. Melihat pelaku industri sebagai sebuah objek wisata baru pada prinsipnya adalah peluang. 

Tinggal bagaimana membenahi pelaku industri agar layak menjadi destinasi wisata. Tentunya konsep 4 A diatas tidak boleh ditinggalkan. Amenitas, kenyamanan pengunjung adalah tujuan utama. Bagaimana peluang pelaku industri di NTB untuk menjadi objek wisata, mari kita bedah satu persatu sesuai dengan konsep pengelolaan wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun