Mohon tunggu...
Rommy Perdana Putra
Rommy Perdana Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara

Government Public Relations

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berkat SNI, Permintaan Dodos Meningkat

21 Juni 2021   11:33 Diperbarui: 21 Juni 2021   11:57 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syarat penandaan alat pemanenan kelapa sawit dodos sekurang-kurangnya harus ditempelkan pada bagian yang mudah dilihat seperti merek/logo, negara pembuat, dan ukuran.

Perlu Sinergi Antar Stakeholder

Untuk meningkatkan daya saing, pelaku usaha dapat menerapkan SNI. Seperti yang dilakukan oleh Koperasi Rumbio Jaya Steel (RJS) yang berlokasi di desa Rumbio, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. RJS merupakan salah satu UKM Binaan dari BSN yang telah menerapkan SNI dodos, selain itu juga RJS berhasil meraih sertifikat SNI untuk produk egrek.

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari sinergi antar pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga BUMN. Bahkan stakeholder yang lain juga terlibat dalam hal pemasaran. Sinergi ini mampu menjawab tantangan dan peluang akan produk dodos tersebut untuk lebih dikenal.

Dikutip dari liputan6.com, Chief Executive Officer PT PTPN V Jatmiko K Santosa mengatakan, perusahaan telah merangkul Koperasi RJS sejak awal 2020 lalu. PTPN V memilih menggunakan produk buatan pandai besi di Desa Teratak, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar itu di tengah gempuran peralatan mekanis perkebunan impor.

Pada tahap awal, PTPN V membeli peralatan panen perkebunan sawit sebesar Rp1,6 miliar ke Koperasi RJS. Kesepakatan pembelian dilakukan di hadapan Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziah. Di tahun yang sama, PTPN V kembali menerbitkan kontrak pengadaan alat panen kepada RJS sebesar Rp2,8 miliar. Sehingga, total omzet yang diraih RJS di tahun 2020 lalu mencapai Rp 4 miliar. Angka itu meningkat drastis dibandingkan tahun 2019 yang berada dikisaran Rp1,2 miliar.

Pada semester pertama 2021 ini, PTPN V kembali melakukan pengadaan peralatan panen sebesar Rp1,78 miliar. Kali ini pengadaan dilakukan melalui sistem Pasar Digital Usaha Mikro Kecil Menengah (PADI UMKM) BUMN. Langkah itu merupakan bagian dari perusahaan untuk mendongkrak tingkat komponen dalam negeri (TKDN) serta meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan berdiri.

Potensi alat pertanian seperti dodos di Provinsi Riau sangat terbuka lebar. Kebutuhan akan produk tersebut sangat tinggi karena permintaan CPO meningkat tiap tahunnya. Peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik bagi pelaku usaha.

Menurut data produksi yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian menyebutkan produksi kelapa sawit di Provinsi Riau pada tahun 2020 mencapai 8.540.182 dengan kontribusi 21,47 persen terhadap total produksi kelapa sawit di Indonesia.

Dodos merupakan salah satu alat panen kelapa sawit yang sering digunakan di Indonesia. Dodos menggunakan pisau dengan bentuk chisel yang disambung dengan pipa panjang. Dodos pada umumnya digunakan untuk memanen kelapa sawit dengan ketinggian pohon dua hingga lima meter. Alat tradisional ini membutuhkan tenaga yang besar dari pekerja karena untuk memotong Tandan Buah Segar (TBS) yang dilakukan gerakan menusuk (Fauzi, 2012).

Sebenarnya sudah banyak pelaku usaha di Indonesia yang membuat dodos baik industri kecil maupun besar. Akan tetapi alat pertanian produksi industri lokal masih belum dapat bersaing dengan produk impor. Hal ini disebabkan karena kualitas produk masih rendah bila dibandingkan produk impor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun