"Okey-okey, kau mau cerita darimana? Jangan dari awal perkenalan ya, panjang! Hahahaha", Omen kembali tertawa meski tak terlalu keras.
"Aku lagi bingung aja sama perasaanku", mulut Reandra seperti setengah-setangah ingin mengatakannya.
Sambil mengernyitkan dahi, Omen balik bertanya, "Bentar-bentar, maksudmu gimana Ren?"
"Ya, gitu deh pokoknya. Aku kemaren dapet jawaban yang gak aku duga", jawab Reandra.
Klitik-klitik, Omen mulai mengaduk kopi miliknya. Satu hisapan rokok dan dia mulai bertanya "Kamu suka, kamu cinta, kamu sayang atau gimana sama dia?". Those Years karya George Harrison kini mulai menggema.
Reandra mulai menundukkan kepalanya lagi. Matanya mulai menatap dadanya dan tangan kanannya telah berada tepat di atas jantungnya berdetak dug-dug-dug. Jari-jemarinya mulai meremas-remas, "Awalnya aku mengira tak ada harpan sedikitpun, tapi seminggu yang lalu Aku dapat sedikit harapan dari apa yang ia nyatakan. Di saat yang sama aku bingung dan mulai melakukan hal-hal yang tak berguna dan memalukan. Aku tidak seperti diriku yang biasanya", satu hisapan rokok dan satu seruputan kopi mengakhiri perkataan Reandra.
Omen tersenyum dan melontarkan pertanyaan, "Kau tulus dengan semua yang kau lakukan? Atau kau hanya menginginkan sebuah balasan, membalas perasaanmu misal?".
"Aku tak mengerti, sejauh yang ku tahu hanya itu yang bisa aku lakukan" jawab Reandra.
"Pada akhrinya kau menyesal kan? Kau tidak mendapatkan apa yang kau inginkan dan itu karena kebodohanmu sendiri", tegas Omen.
Dengan ragu Reandra menjawab,"Ya, kurasa".
"Kau tahu, kau tidak seperti dirimu yang biasanya", sssssttttt serupuran kopi Omen terdengar.