Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ping Pong

12 Desember 2023   16:41 Diperbarui: 12 Desember 2023   16:57 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat menggunakan Bing image creator

"Kita demo bagaimana?"

"Jangan! Nanti kelihatan kalau kita dengki"

Berkali-kali suara azan mendaki, para pemain ping pong tetap, "Sikat, bro! Hancurkan! "

"Hayyalah sholah..... Hayyalah sholaah"

Ajakan untuk menunaikan sholat tak digubris. Orang-orang masih semangat melihat ping pong. 

"Lihat, mendung tergambar. Sudah yuk? '

" Halah, muk mendung. Siapa takut? "

Rintik pun turun. Jatuhnya cairan langit membuat pemain dan penonton kian erat. Lindungan dari atap gavalum meyakinkan mereka kalau gempuran hujan bukan halangan. Petir menggelegar hanyalah musik pelengkap. 

Clereettt.... Duaarrr! Sinar terang menusuk kebumi. Cabikan petir mengagetkan jantung. Hening. Tak ada sorak sorai dari bibir penonton. Menit berlalu. Suara teriakan minta tolong merobek diantara kucuran air hujan. 

Apa yang terjadi? 

Tubuh-tubuh terjengkang dengan ragam posisi. Meja ping pong terbelah menyisakan bau daging serta kayu terbakar. 16 orang disambar petir. Kampung geger. Suasana kuyub membaluti wajah-wajah kepanikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun