Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjenguk Amir di Timur Kota

5 Desember 2023   22:46 Diperbarui: 5 Desember 2023   22:47 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dilihat dari ujung timur(Dokumen pribadi)

Akan menjadi umat manusia...... 

Sera le genre humain ........ 

Setelahnya, mantan menteri Pertahanan berdiri dipinggir lubang dengan gagah. Ia masih memelihara sikap kebesarannya. Sang Letnan menyiapkan pistol dan mengarahkan  pada tempurung kepala. 

"Bersatulah kaum buruh seluruh dunia! Aku mati untuk kamu!", teriak Amir

Pelatuk di tekan. Letusan menggema merobek keheningan langit desa. Pantulannya menyiarkan nada getir. Burung hantu yang bertengger di pohon randu terlonjak. Dada seorang penggali kubur tersentak. Rokoknya meloncat dari bibir. Wajahnya terbelalak melihat tubuh pria berusia 41 tahun merosot masuk lubang. Berikutnya, sepuluh yang lain bernasib sama; Soeripno, Maruto Darusman, Sardjono, Harjono, Oei Gee Hwat, Djoko Soedjono, Katamhadi, Rono Marsono, Soekarno, D. Mangku. 

Tidak ada pengadilan konvensional di jaman revolusi. Semua serba hitam putih. Cepat dan di paksa terukur. Asumsi, interpretasi, silang pendapat dari kedua belah pihak berjumpalitan memenuhi ruang kabar. Ini sebuah frustasi dihati beberapa pejuang.

Kondisi sekitar TPU Ngaliyan(Dokumen pribadi)
Kondisi sekitar TPU Ngaliyan(Dokumen pribadi)

TB. Simatupang, karib Amir Syarifuddin memberi kesaksian, betapa peristiwa Madiun(dan dipicu peristiwa-peristiwa sebelumnya) merupakan pertikaian antar saudara sebangsa. Perang ini membangkitkan emosi-emosi dan kebencian-kebencian yang jauh lebih tajam dibandingkan perang biasa(melawan penjajah). 

"Apapun juga yang menjadi pertimbangan terakhir dari penulis sejarah kelak mengenai bung Amir sebagai tokoh politik, namun mereka yang juga pernah mengenalnya dari dekat, akan tetap memelihara kenang-kenangan kepada seorang manusia yang baik dan peramah, seorang pemikir yang tepat kadang-kadang brilliant, seorang orator yang berpidato hanya kalah terhadap bung Karno, seorang pejuang dan pekerja yang tabah dan tidak memikirkan kepentingan diri sendiri".[]

* Bahan bacaan:

1. Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan, karya Soe Hok Gie

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun