"Aku bukan musuh kalian"
Ia maju pelahan. Sayang, para celeng kian mengikik. Mereka membentuk pagar betis, siap mempertahankan diri.
"Percayalah..."
"Jongos manusia, siapa yang mau percaya?"
"Tak semua, kawan", kata anjing.
"Jangan lengah!", Teriak pemimpin celeng, "Sejarah mencatat, anjing kalau sudah terkontaminasi manusia mampu merubah posisi"
"Dengarkan dulu omonganku", bujuk anjing, "Lihat kondisiku". Anjing melangkah maju tanpa jeri mendekat kerumunan celeng. "Tubuhku terluka akibat kekejaman manusia"
Badan anjing mengambarkan kebiadaban masif. Lecet, kulit sobek, luka memanjang hingga bakalan menjadi codet permanen. Bercak darah menempel tajam pada bulu.
Para celeng mengitari anjing. Tiba-tiba satu diantara mereka menyeruduknya. Uh! Lenguhan pasrah membumbung. Tubuh terpental, menimbulkan bunyi sepadan.
"Dia kehabisan tenaga"
Dengan kepayahan anjing berusaha menegakkan posisi. "Dimanakah sumber air terdekat. Aku kehausan", tanya anjing.