Temuan tetesan darah yang berceceran disemak belukar menambah keyakinan mereka bahwa sasaran sudah dekat. Dalam operasi itu, pelibatan rakyat sangat diperlukan karena paham akan daerah tersebut. Sehingga memudahkan dalam perburuan.Â
Diantara rakyat itu adalah saudara Bedjo dan Slamet. Atas informasi Bedjo, Slamet mendaki lereng. Persembunyian dua orang telah diketahui. Sedangkan satunya disinyalir berlari entah kemana. Dari atas tebing berjarak satu setengah meter Slamet mengambil batu sebesar topi baja tentara dilemparkan mengenai kepala satu diantara keduanya.Â
Orang itu terguling jatuh kebawah. Hujan batu terus ia lakukan sampai sasaran tak bergerak. Untuk memastikan apakah sudah mati, Slamet turun untuk memeriksa. Setelah didekati ternyata sudah tak bernapas.
Seorang lagi yang diketahui bernama Joko Soerjoto menyerah begitu posisinya terjepit. Dia digelandang ke Pos Komando Utama Sektor C 527 di Rampalombo. Mayat tersebut dikubur ditempat itu, sampai perintah datang supaya digali buat memastikan apakah benar jasad itu Olean Hutapea seperti keterangan Joko Soerjoto, ajudan pribadinya. Setelah di visum et repertum, ternyata benar.
Operasi pembersihan yang dilakukan Kompi C sub sektor A/2/521 pimpinan Peltu Jatimin di Ringin Bandulan hingga pantai selatan menangkap pergerakan empat orang yang keluar dari areal pekuburan. Gerak geriknya mencurigakan. Satu berlari ke kiri, tiga lainnya bergerak ke kanan. Seruan untuk berhenti tidak dihiraukan.Â
Perintah peltu Jatimin kepada Kopda Soepono agar melepaskan tembakan peringatan tiga kali. Karena tak mau berhenti akhirnya bidikan tepat meletus mengenai sasaran ke pangkal paha hingga putus. Sebelum meninggal, korban mengaku bernama Gunawan.Â
Dari tas yang dibawa diketahui isinya adalah sarung hijau tua, kacamata kir, radio transistor, 2 cincin mas(rantai dan perus), garuk jenggot, 3 botol obat, sikat gigi, odol merek bintang tujuh, sabun cuci, handuk kecil putih, 1 stel kunci kontak, 2 biji isi bolpoin, kabel tape recorder dan buku berjudul 'Kaum Buruh Sedunia Bersatulah'. Jasad itu dikubur oleh penduduk desa Sumberdadi atas permintaan Komandan Peleton. Dikemudian hari, dari penggalian kembali untuk visum diketahui kalau Gunawan itu sebenarnya Ir. Soerachman, anggota Comite Central.
Dalam Operasi Trisula, tim Pasanda dari Batalion 531 menangkap perempuan bernama Maimunah yang ternyata anggota PKI. Interogasi menghasilkan satu nama lagi yaitu Soepadmi. Penangkapan terhadap Soepadmi terjadi disebuah jalan ketika dirinya sedang menuju sebuah warung.Â
Dalam pengakuannya, ia bertugas mengorganisir wanita tuna susila untuk membunuh pejabat-pejabat penting dan melakukan pengacauan didaerah aman. Lebih lanjut Ia mengatakan, pernah mengikuti rapat dengan tokoh-tokoh PKI disebuah ruba didaerah Rogojampi Banyuwangi. Diantaranya eks Kapten Kasmidjan, dan eks Serma Paiman Soegiono, pimpinan tentara rakyat.